Kontrol suhu di awal brooding perlu dilakukan tiap 2 jam. Terlambat sedikit, akan cukup fatal bagi DOC pada proses selanjutnya
Pengaturan suhu sangat penting selama periode brooding, karena suhu tubuh DOC sangat labil. Sehingga kondisi lingkungan yang terlalu dingin atau terlalu panas akan sangat berpengaruh terhadap ketahanan tubuh DOC tersebut. Dalam mengelola periode brooding dari suatu peternakan perlu diketahui data-data tentang kondisi suhu di sekitar kandang. Perlu dipastikan temperatur tertinggi dan temperatur terendah dari lingkungan. Dengan data-data tersebut akan dapat diatur besaran suhu yang harus diberikan pada saat suhu lingkungan ada di titik terdingin maupun di saat titik yang terpanas. Di samping itu, dinamika panas ini akan berpengaruh pula pada pemakaian gas elpiji di kandang. Sehingga, dengan dilakukannya pengaturan akan dapat mengurangi pemakaian gas elpiji. Dengan kata lain, efisiensi. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemakaian alat bantu seperti termometer, hygrometer memang diperlukan. Tetapi tidak semata-mata tergantung pada alat tersebut, karena tubuh kita pun sejatinya dapat digunakan sebagai alat bantu. Apabila suhu lingkungan terlalu panas kita pun akan dapat merasakannya. Di Daerah Dingin Untuk daerah dengan suhu lingkungan 18� C � 23� C, pengaturan suhu hendaknya dapat diatur sesuai dengan standar yang diharapkan. Misalnya, pemakaian tirai-dalam agar suhu hangat tetap dapat dipertahankan. Dalam kasus ini, yang dipentingkan kualitas pemanas bukan kuantitas pemanas. Bila pemanas terlalu banyak (dalam hal ini jumlah gasolec) maka DOC tidak akan nyaman meski terasa hangat. Pasalnya, pertumbuhan bisa terhambat, apalagi bila jumlah tempat minum kurang memadai. Kontrol suhu pada saat awal brooding perlu dilakukan setiap 2 jam. Terlambat sedikit saja akan cukup fatal bagi DOC pada proses selanjutnya. Pada daerah dingin kontrol kelincahan dan kenyamanan lingkungan merupakan kunci keberhasilan. Karena akan berkorelasi pada feed intake, dan DOC pun tidak kedinginan. Jadi yang lebih penting dilakukan adalah kontrol dari penjaga kandang brooder. Harus jeli kapan kita menaikkan suhu, kapan kita menutup tirai dalam dan kapan kita harus buka tirai dalam. Pada prinsipnya, di daerah dingin sekalipun gasolec tidak harus terlalu banyak jumlahnya, yang penting kondisi nyaman. Pada daerah dingin, bila panas yang diberikan dalam jumlah berlebihan dan tak ada kontrol maka ayam akan dehidrasi akibatnya dapat diduga ayam lemas, intake rendah sehingga rawan pertumbuhannya terhadap gangguan-gangguan penyakit. Untuk Daerah Panas Demikian pula di daerah panas meski umur 1 hari, kalaupun suhu kandang terasa panas dan kering maka tirai dapat dibuka, terutama dari arah yang berlawanan asal angin. Bila tirai tidak dibuka akan mungkin terjadi dehidrasi yang berdampak pada gangguan pertumbuhan. Gangguan di atas akan terjadi pula pada daerah panas bila kontrol udara kurang baik yang berakibat ayam juga kedinginan dengan akibat yang kurang lebih sama. Kuncinya, hindari saat masa brooding ayam terkena angin secara langsung. Permainan suhu ini perlu juga dilakukan pada petelur saat grower dan layer agar kondisi dalam kandang nyaman. Secara keseluruhan, pentingnya kita melakukan permainan suhu baik pada saat starter, grower, dan layer. Serta pentingnya perawat/pelaku. Produktivitas ayam sangat dipengaruhi suhu lingkungan.
1 Mar 2011
Suhu Pas, Ayam Giras, Peternak Puas
WASPADA TERHADAP ASAP HASIL PEMBAKARAN BATUBARA
PASCA kenaikan harga BBM membuat sebagian besar ibu-ibu rumah tangga rakyat kecil beralih menggunakan kompor briket batubara untuk memasak. Pilihan tersebut hanya didasari oleh keinginan menghemat pengeluaran. Karena harga 1 kg. briket batubara seharga Rp.1.000,- dapat menggantikan 1 liter minyak tanah yang harganya sekitar Rp.2.500,-.
Beberapa produsen kompor briket batubara mengaku bisa menjual 20 hingga 30 kompor per hari seharga Rp.60.000,- hingga Rp.65.000,- selang 3 minggu pasca kenaikan BBM. Pemerintah juga telah memutuskan untuk membantu rakyat miskin dengan membagikan 10 juta tungku briket batubara yang dibagikan secara gratis bagi penduduk miskin. Sepintas keputusan itu memang cukup baik, ditengah-tengah himpitan hidup, rakyat kecil mendapatkan angin segar.
Namun perlu diwaspadai bahwa penggunaan briket batubara untuk memasak tersebut me-nimbulkan masalah baru yang lebih serius.
Pada pertemuan dunia Sustainable Development (pembangunan berkelanjutan) di Bali tahun 2002, dikemukakan oleh Partnership for Clean Indoor Air (Kemitraan untuk udara bersih di dalam ruangan), bahwa penggunaan bahan bakar padat di dalam ruangan sangat bertentangan dengan inisiatif untuk kesehatan masyarakat. Salah satunya yang dibahas adalah risiko kesehatan yang bakal diterima jutaan penduduk negara berkembang jika briket batubara digunakan untuk memasak.
Saat ini diperkirakan lebih dari 1,6 juta orang telah meninggal setiap tahunnya akibat terkena infeksi pernapasan dan dampak pembakaran bahan bakar padat (Sumber WHO). Di antaranya yang paling banyak meninggal adalah perempuan termasuk ibu-ibu dan anak-anak.
Hasil penelitian yang dimuat American Journal of Epidemiology menyatakan bahwa memasak di dalam ruangan dengan bahan bakar padat, termasuk batubara, tanpa cerobong asap, akan meningkatkan risiko kanker paru secara signifikan. Lain halnya memasak dengan cara modern “menggunakan bahan bakar cair” akan menurunkan risiko tersebut.
Batubara dan perangkatnya yang dibakar untuk memasak dapat menghasilkan zat-zat racun seperti sulfur, merkuri, arsenik, selenium dan fluorida. Selama pembakaran, batubara juga menghasilkan polyevclie aromatic hydrocarbons yang dapat menyebabkan kanker tenggorokan dan kanker paru. Di samping itu zat-zat tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi pernapasan kronis seperti bronchitis dan emfisema.
Para peneliti dari US Geological Survey and the Institute of Geochemistry, Guizhou, juga memperkirakan paling sedikit 3.000 penduduk di Provinsi Guizhou di barat daya China telah keracunan arsen kronis yang disebabkan mengkonsumsi makanan yang dimasak di atas api batubara.
Disamping itu bahan perekat bubuk batubara dari tanah liat untuk membuat briket, dapat meningkatkan kandungan fluorida pada batubara tersebut. Hal ini telah menimbulkan 10 juta penduduk China menderita penumpukan fluoride pada gigi dan tulang yang menyebabkan perubahan bentuk tulang.
“Kekurangan” lain penggunaan briket batubara adalah ketidakpraktisan. Memasak dengan briket batubara masih juga menggunakan sedikit minyak tanah, karena briket yang berada dilapisan paling atas pada tungku batubara tersebut harus direndam dulu dengan minyak tanah selama 10 menit. Setelah briket terendam, baru kemudian dibakar. Proses pembakaran ini akan berlangsung sampai 20 menit, sampai briket batubara menjadi bara, baru kemudian setelah ini peralatan masak dapat dinaikkan ke atas tungku. Hal tersebut akan semakin merepotkan pengguna.
Meskipun harga briket batubara lebih murah daripada minyak tanah, tetapi 1 kg. briket batubara hanya mengandung 60% energi (5.500 kcal) daripada yang dikandung minyak tanah (8.900 kcal). Selain itu energi briket batubara hanya separoh dari 1 kg. gas elpiji (11.900 kcal).
Kebijaksanaan menggunakan bahan bakar pengganti minyak tanah tersebut seharusnya lebih dulu dilakukan kajian secara komprehensif dan melalui hasil penelitian (berbasis penelitian) yang melibatkan berbagai pihak terkait termasuk perguruan tinggi, tidak hanya sekadar keputusan ekonomi yang hanya disosialisasikan lewat siaran pers saja.
Bahan bakar biomassa merupakan energi yang terbarukan (kotoran hewan, sabut kelapa, dll.) justru lebih akrab dan merakyat di pedesaan ketimbang batubara, disamping lebih mudah bahan bakunya dan murah, bahan bakar ini juga tidak serumit batubara.
Berita terakhir, pemerintah menganjurkan agar ibu rumah tangga beralih dari minyak tanah ke gas karena persediaan gas nasional yang besar, sementara minyak bumi makin terbatas produksinya. Tujuan lain dari pemerintah agar industri beralih ke gas, juga mobil taksi secara bertahap memakai gas. Tujuan baru selalu menimbulkan pro dan kontra...Siap, maju?
Fr. Teddy Darmawan PT.Central Proteinaprima, Semarang.(Sumber : Suara Merdeka Mei 2006)
Beberapa produsen kompor briket batubara mengaku bisa menjual 20 hingga 30 kompor per hari seharga Rp.60.000,- hingga Rp.65.000,- selang 3 minggu pasca kenaikan BBM. Pemerintah juga telah memutuskan untuk membantu rakyat miskin dengan membagikan 10 juta tungku briket batubara yang dibagikan secara gratis bagi penduduk miskin. Sepintas keputusan itu memang cukup baik, ditengah-tengah himpitan hidup, rakyat kecil mendapatkan angin segar.
Namun perlu diwaspadai bahwa penggunaan briket batubara untuk memasak tersebut me-nimbulkan masalah baru yang lebih serius.
Pada pertemuan dunia Sustainable Development (pembangunan berkelanjutan) di Bali tahun 2002, dikemukakan oleh Partnership for Clean Indoor Air (Kemitraan untuk udara bersih di dalam ruangan), bahwa penggunaan bahan bakar padat di dalam ruangan sangat bertentangan dengan inisiatif untuk kesehatan masyarakat. Salah satunya yang dibahas adalah risiko kesehatan yang bakal diterima jutaan penduduk negara berkembang jika briket batubara digunakan untuk memasak.
Saat ini diperkirakan lebih dari 1,6 juta orang telah meninggal setiap tahunnya akibat terkena infeksi pernapasan dan dampak pembakaran bahan bakar padat (Sumber WHO). Di antaranya yang paling banyak meninggal adalah perempuan termasuk ibu-ibu dan anak-anak.
Hasil penelitian yang dimuat American Journal of Epidemiology menyatakan bahwa memasak di dalam ruangan dengan bahan bakar padat, termasuk batubara, tanpa cerobong asap, akan meningkatkan risiko kanker paru secara signifikan. Lain halnya memasak dengan cara modern “menggunakan bahan bakar cair” akan menurunkan risiko tersebut.
Batubara dan perangkatnya yang dibakar untuk memasak dapat menghasilkan zat-zat racun seperti sulfur, merkuri, arsenik, selenium dan fluorida. Selama pembakaran, batubara juga menghasilkan polyevclie aromatic hydrocarbons yang dapat menyebabkan kanker tenggorokan dan kanker paru. Di samping itu zat-zat tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi pernapasan kronis seperti bronchitis dan emfisema.
Para peneliti dari US Geological Survey and the Institute of Geochemistry, Guizhou, juga memperkirakan paling sedikit 3.000 penduduk di Provinsi Guizhou di barat daya China telah keracunan arsen kronis yang disebabkan mengkonsumsi makanan yang dimasak di atas api batubara.
Disamping itu bahan perekat bubuk batubara dari tanah liat untuk membuat briket, dapat meningkatkan kandungan fluorida pada batubara tersebut. Hal ini telah menimbulkan 10 juta penduduk China menderita penumpukan fluoride pada gigi dan tulang yang menyebabkan perubahan bentuk tulang.
“Kekurangan” lain penggunaan briket batubara adalah ketidakpraktisan. Memasak dengan briket batubara masih juga menggunakan sedikit minyak tanah, karena briket yang berada dilapisan paling atas pada tungku batubara tersebut harus direndam dulu dengan minyak tanah selama 10 menit. Setelah briket terendam, baru kemudian dibakar. Proses pembakaran ini akan berlangsung sampai 20 menit, sampai briket batubara menjadi bara, baru kemudian setelah ini peralatan masak dapat dinaikkan ke atas tungku. Hal tersebut akan semakin merepotkan pengguna.
Meskipun harga briket batubara lebih murah daripada minyak tanah, tetapi 1 kg. briket batubara hanya mengandung 60% energi (5.500 kcal) daripada yang dikandung minyak tanah (8.900 kcal). Selain itu energi briket batubara hanya separoh dari 1 kg. gas elpiji (11.900 kcal).
Kebijaksanaan menggunakan bahan bakar pengganti minyak tanah tersebut seharusnya lebih dulu dilakukan kajian secara komprehensif dan melalui hasil penelitian (berbasis penelitian) yang melibatkan berbagai pihak terkait termasuk perguruan tinggi, tidak hanya sekadar keputusan ekonomi yang hanya disosialisasikan lewat siaran pers saja.
Bahan bakar biomassa merupakan energi yang terbarukan (kotoran hewan, sabut kelapa, dll.) justru lebih akrab dan merakyat di pedesaan ketimbang batubara, disamping lebih mudah bahan bakunya dan murah, bahan bakar ini juga tidak serumit batubara.
Berita terakhir, pemerintah menganjurkan agar ibu rumah tangga beralih dari minyak tanah ke gas karena persediaan gas nasional yang besar, sementara minyak bumi makin terbatas produksinya. Tujuan lain dari pemerintah agar industri beralih ke gas, juga mobil taksi secara bertahap memakai gas. Tujuan baru selalu menimbulkan pro dan kontra...Siap, maju?
Fr. Teddy Darmawan PT.Central Proteinaprima, Semarang.(Sumber : Suara Merdeka Mei 2006)
KAPAN WAKTU YANG TEPAT UNTUK PANEN?
Tujuan pemeliharaan ayam yang dilakukan oleh peternak ataupun industri peternakan (ayam) adalah hasil yang memuaskan (baik Index Performa ataupun nilai ekonomis /keuntungan). selama proses pemeliharaan, manajemen pemeliharaan dilakukan secara total dengan maksud supaya hasil bisa memuaskan. kapan sebaiknya ayam yang dipelihara tepat untuk dilakukan panen?
secara teknis produksi, ayam tepat untuk dilakukan panen yaitu ketika ayam tersebut sudah bisa mencapai standar yang diterapkan (bobot dan fcr). Waktu yang tepat untuk penjualan ayam broiler akan menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh peternak. Semakin besar badan broiler maka semakin banyak pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan 1 Kg daging.
Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengukur keberhasilan usaha Broiler adalah dengan menghitung konversi pakan, maksudnya adalah jumlah Kg pakan yang dihabiskan untuk mendapatkan 1 Kg daging. Semakin besar hasil baginya berarti konversi pakannya besar, maka efisiensi penggunaan pakan semakin kurang baik, dan begitu juga sebaliknya.
Pertumbuhan broiler secara optimal pada minggu 4-6minggu, karena ketika memasuki umur 7 - 8 minggu pertambahan berat badan broiler/minggu merosot dan tidak seimbang antara pertumbuhan (adg) dengan makin meningkatnya pakan yang dikonsumsi, yang mengakibatkan konversi pakan semakin bengkak, jadi lebih menguntungkan apabila broiler dijual lebih awal.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah kegemaran konsumen disuatu daerah, dimana pada daerah tertentu konsumen lebih suka ayam kecil dengan beratnya kurang dari 1 kg, sedangkan didaerah lain konsumen lebih suka ayam besar dengan berat 1,5 – 2 kg serta ada juga yang menyukai ayam dengan berat diatas 2 kg.
Peternak tentu mengharapkan hasil yang maksimal dengan konversi pakan yang baik. Sepatutnyalah para peternak broiler membuat perencanaan yang matang khususnya dalam menentukan waktu dan proses pelaksanaan panen, sehingga apa yang diharapkan dari broiler tersebut dapat tercapai. dengan kondisi tersebut, sebaiknya peternak melakukan penghitungan biaya titik impas (break event point) pada udaha peternakannya. selain itu juga, pada saat panen peternak harus sangat memperhatikan berbagai hal. yang perlu diperhatikan pada saat akan panen .
secara teknis produksi, ayam tepat untuk dilakukan panen yaitu ketika ayam tersebut sudah bisa mencapai standar yang diterapkan (bobot dan fcr). Waktu yang tepat untuk penjualan ayam broiler akan menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh peternak. Semakin besar badan broiler maka semakin banyak pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan 1 Kg daging.
Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengukur keberhasilan usaha Broiler adalah dengan menghitung konversi pakan, maksudnya adalah jumlah Kg pakan yang dihabiskan untuk mendapatkan 1 Kg daging. Semakin besar hasil baginya berarti konversi pakannya besar, maka efisiensi penggunaan pakan semakin kurang baik, dan begitu juga sebaliknya.
Pertumbuhan broiler secara optimal pada minggu 4-6minggu, karena ketika memasuki umur 7 - 8 minggu pertambahan berat badan broiler/minggu merosot dan tidak seimbang antara pertumbuhan (adg) dengan makin meningkatnya pakan yang dikonsumsi, yang mengakibatkan konversi pakan semakin bengkak, jadi lebih menguntungkan apabila broiler dijual lebih awal.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah kegemaran konsumen disuatu daerah, dimana pada daerah tertentu konsumen lebih suka ayam kecil dengan beratnya kurang dari 1 kg, sedangkan didaerah lain konsumen lebih suka ayam besar dengan berat 1,5 – 2 kg serta ada juga yang menyukai ayam dengan berat diatas 2 kg.
Peternak tentu mengharapkan hasil yang maksimal dengan konversi pakan yang baik. Sepatutnyalah para peternak broiler membuat perencanaan yang matang khususnya dalam menentukan waktu dan proses pelaksanaan panen, sehingga apa yang diharapkan dari broiler tersebut dapat tercapai. dengan kondisi tersebut, sebaiknya peternak melakukan penghitungan biaya titik impas (break event point) pada udaha peternakannya. selain itu juga, pada saat panen peternak harus sangat memperhatikan berbagai hal. yang perlu diperhatikan pada saat akan panen .
Vitamin K Untuk Unggas
Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari pakan.
Asal kata Vitamin K berasal dari ”Koagulations” dalam bahasa Jerman, banyak dibutuhkan untuk proses pembekuan darah. Secara kimia vitamin K terdiri dari turunan 2 methyl-1,4-naphthoquinone. Vitamin K2 (menaquinone, menatetrenone) secara normal diproduksi oleh bakteri dalam saluran pencernaan, dan defisiensi gizi akibat diet yang sangat jarang kecuali saluran pencernaan mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak dapat menyerap molekul.
Kekurangan Vitamin K
Kekurangan vitamin K akan memperlambat pembekuan darah. Anak ayam yang dalam ransumnya kekurangan vitamin K, dapat menyebabkan kematian karena pendarahan akibat luka-luka yang disebabkan pecahnya urat darah. Hemorrhagi dapat timbul di bawah kulit, intramuskular atau intraperitoneal, yang luasnya bervariasi.
Gejala defisiensi atau kekurangan vitamin K sering timbul pada anak ayam sekitar dua sampai tiga minggu setelah anak ayam tersebut mulai makan ransum yang defisiensi akan vitamin K. Sulfaquinoksalin dalam ransum atau dalam air minum mempertinggi parahnya gejala tersebut. Hemorrhagi dapat terlihat pada dada, kaki, sayap, dalam rongga perut dan pada permukaan usus. Anak ayam menderita anemia sebagian disebabkan karena kehilangan darah akan tetapi juga karena sumsum tulang yang hipoplastik. Defisiensi ringan seringkali menyebabkan bercak-bercak hemorrhagis.
Ayam dewasa kelihatannya tidak dipengaruhi oleh defisiensi vitamin K akut. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa ayam dewasa dapat mensintesis vitamin tersebut. Ayam dewasa yang mendapat ransum berkadar vitamin K rendah, menghasilkan telur-telur yang rendah kadar vitamin K-nya. Bila telur-telur tersebut ditetaskan akan diperoleh anak ayam yang mempunyai persediaan vitamin K sangat rendah dalam tubuhnya. Sebagai konsekuensinya anak ayam tersebut dapat mati akibat pendarahan suatu luka pada waktu pemasangan nomor di sayapnya.
Meskipun waktu pembekuan darah merupakan ukuran defisiensi vitamin K yang baik, suatu ukuran yang lebih tepat telah diperoleh dengan menentukan waktu prothrombin. Waktu prothrombin pada anak ayam yang menderita defisiensi berat dapat diperpanjang dari normal 17-20 detik menjadi 5-6 menit atau lebih.
Vitamin K penting untuk pembentukan prothrombin oleh hati. Koagulasi darah terdiri dari dua tingkatan utama, yaitu: (1) prothrombin (dengan adanya thromboplastin, kalsium dan faktor-faktor lainnya) dirubah kedalam thrombin; dan (2) fibrinogen (dirangsang oleh trombin) dirubah kedalam gumpalan fibrin.
Karena prothrombin merupakan bagian penting dari mekanisme penggumpalan darah, maka defisiensi vitamin K menyebabkan waktu pembekuan darah diperpanjang sedemikian rupa sehingga anak ayam atau anak kalkun yang diserang dapat mati karena pendarahan akibat luka ringan. Untuk menjaga jangan sampai terjadi defisiensi vitamin K, pabrik-pabrik pakan ternak menambahkan senyawa vitamin K sintetik (menadion atau menadion natrium bisulfit) ke dalam ransumnya.
Vitamin K akan kehilangan aktivitasnya dengan adanya obat-obatan sulfa, yang merupakan antagenis terhadap vitamin K. Obat-obatan tersebut tidak mempunyai pengaruh bila vitamin K diberikan dalam bentuk menadion atau menadion natrium bisulfit. Vitamin K larut dalam lemak, stabil terhadap panas dan labil terhadap oksidasi alkali, asam kuat, cahaya dan penyinaran.
Sumber terkaya yang mengandung vitamin K (K1) adalah tumbuh-tumbuhan seperti alfalfa dan rumput hijau. Akan tetapi minyak kacang kedelai juga mengandung vitamin tersebut. Vitamin K2 (menaquinone) dihasilkan oleh flora bakteri pada hewan dan penting dalam menyediakan kebutuhan vitamin K pada manusia dan sebagian besar hewan mammalia lainnya. Akan tetapi, ayam yang tidak mempunyai cukup vitamin K dapat mensintesis dari mikroba usus.
Penambahan Vitamin K dalam Ransum Unggas
Ransum unggas yang tidak cukup mengandung vitamin K, biasanya ditambah dengan sumber-sumber khusus vitamin tersebut. Bahan pakan seperti kacang kedelai berkadar lemak tinggi, bungkil biji-bijian berminyak, serta tepung ikan yang telah membusuk kesemuanya menyediakan cukup vitamin K. Langkah yang dapat menimbulkan defisiensi vitamin K, di antaranya : (1) ekstraksi larutan bungkil kacang kedelai dan bungkil biji-bijian berminyak; (2) pengolahan tepung ikan telah disempurnakan dengan akibat kadar menaquinon yang rendah karena kekurangan pembusukan; dan (3) penggunaan obat-obatan yang menghalang-halangi vitamin K dalam ransum. Hal tersebut berpengaruh ganda yang membuat penambahan vitamin K yang ditambahkan harus cukup untuk menanggulangi kebutuhan akan vitamin, dan terhadap berbagai macam stres yang ditemukan dalam produksi unggas.
Kebutuhan vitamin K1 pada anak ayam didasarkan atas ransum praktis yang bebas dari zat-zat pembuat stres, seperti sulfaquinoksalin, yang dapat mempertinggi kebutuhan akan vitamin tersebut. Bila dalam ransum atau dalam air minum terdapat sulfaquinoksalin atau obat-obatan lainnya, maka biasanya ditambahkan menadion natrium bisulfit sebesar 2 sampai 3 gram per ton ransum.
Asal kata Vitamin K berasal dari ”Koagulations” dalam bahasa Jerman, banyak dibutuhkan untuk proses pembekuan darah. Secara kimia vitamin K terdiri dari turunan 2 methyl-1,4-naphthoquinone. Vitamin K2 (menaquinone, menatetrenone) secara normal diproduksi oleh bakteri dalam saluran pencernaan, dan defisiensi gizi akibat diet yang sangat jarang kecuali saluran pencernaan mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak dapat menyerap molekul.
Kekurangan Vitamin K
Kekurangan vitamin K akan memperlambat pembekuan darah. Anak ayam yang dalam ransumnya kekurangan vitamin K, dapat menyebabkan kematian karena pendarahan akibat luka-luka yang disebabkan pecahnya urat darah. Hemorrhagi dapat timbul di bawah kulit, intramuskular atau intraperitoneal, yang luasnya bervariasi.
Gejala defisiensi atau kekurangan vitamin K sering timbul pada anak ayam sekitar dua sampai tiga minggu setelah anak ayam tersebut mulai makan ransum yang defisiensi akan vitamin K. Sulfaquinoksalin dalam ransum atau dalam air minum mempertinggi parahnya gejala tersebut. Hemorrhagi dapat terlihat pada dada, kaki, sayap, dalam rongga perut dan pada permukaan usus. Anak ayam menderita anemia sebagian disebabkan karena kehilangan darah akan tetapi juga karena sumsum tulang yang hipoplastik. Defisiensi ringan seringkali menyebabkan bercak-bercak hemorrhagis.
Ayam dewasa kelihatannya tidak dipengaruhi oleh defisiensi vitamin K akut. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa ayam dewasa dapat mensintesis vitamin tersebut. Ayam dewasa yang mendapat ransum berkadar vitamin K rendah, menghasilkan telur-telur yang rendah kadar vitamin K-nya. Bila telur-telur tersebut ditetaskan akan diperoleh anak ayam yang mempunyai persediaan vitamin K sangat rendah dalam tubuhnya. Sebagai konsekuensinya anak ayam tersebut dapat mati akibat pendarahan suatu luka pada waktu pemasangan nomor di sayapnya.
Meskipun waktu pembekuan darah merupakan ukuran defisiensi vitamin K yang baik, suatu ukuran yang lebih tepat telah diperoleh dengan menentukan waktu prothrombin. Waktu prothrombin pada anak ayam yang menderita defisiensi berat dapat diperpanjang dari normal 17-20 detik menjadi 5-6 menit atau lebih.
Vitamin K penting untuk pembentukan prothrombin oleh hati. Koagulasi darah terdiri dari dua tingkatan utama, yaitu: (1) prothrombin (dengan adanya thromboplastin, kalsium dan faktor-faktor lainnya) dirubah kedalam thrombin; dan (2) fibrinogen (dirangsang oleh trombin) dirubah kedalam gumpalan fibrin.
Karena prothrombin merupakan bagian penting dari mekanisme penggumpalan darah, maka defisiensi vitamin K menyebabkan waktu pembekuan darah diperpanjang sedemikian rupa sehingga anak ayam atau anak kalkun yang diserang dapat mati karena pendarahan akibat luka ringan. Untuk menjaga jangan sampai terjadi defisiensi vitamin K, pabrik-pabrik pakan ternak menambahkan senyawa vitamin K sintetik (menadion atau menadion natrium bisulfit) ke dalam ransumnya.
Vitamin K akan kehilangan aktivitasnya dengan adanya obat-obatan sulfa, yang merupakan antagenis terhadap vitamin K. Obat-obatan tersebut tidak mempunyai pengaruh bila vitamin K diberikan dalam bentuk menadion atau menadion natrium bisulfit. Vitamin K larut dalam lemak, stabil terhadap panas dan labil terhadap oksidasi alkali, asam kuat, cahaya dan penyinaran.
Sumber terkaya yang mengandung vitamin K (K1) adalah tumbuh-tumbuhan seperti alfalfa dan rumput hijau. Akan tetapi minyak kacang kedelai juga mengandung vitamin tersebut. Vitamin K2 (menaquinone) dihasilkan oleh flora bakteri pada hewan dan penting dalam menyediakan kebutuhan vitamin K pada manusia dan sebagian besar hewan mammalia lainnya. Akan tetapi, ayam yang tidak mempunyai cukup vitamin K dapat mensintesis dari mikroba usus.
Penambahan Vitamin K dalam Ransum Unggas
Ransum unggas yang tidak cukup mengandung vitamin K, biasanya ditambah dengan sumber-sumber khusus vitamin tersebut. Bahan pakan seperti kacang kedelai berkadar lemak tinggi, bungkil biji-bijian berminyak, serta tepung ikan yang telah membusuk kesemuanya menyediakan cukup vitamin K. Langkah yang dapat menimbulkan defisiensi vitamin K, di antaranya : (1) ekstraksi larutan bungkil kacang kedelai dan bungkil biji-bijian berminyak; (2) pengolahan tepung ikan telah disempurnakan dengan akibat kadar menaquinon yang rendah karena kekurangan pembusukan; dan (3) penggunaan obat-obatan yang menghalang-halangi vitamin K dalam ransum. Hal tersebut berpengaruh ganda yang membuat penambahan vitamin K yang ditambahkan harus cukup untuk menanggulangi kebutuhan akan vitamin, dan terhadap berbagai macam stres yang ditemukan dalam produksi unggas.
Kebutuhan vitamin K1 pada anak ayam didasarkan atas ransum praktis yang bebas dari zat-zat pembuat stres, seperti sulfaquinoksalin, yang dapat mempertinggi kebutuhan akan vitamin tersebut. Bila dalam ransum atau dalam air minum terdapat sulfaquinoksalin atau obat-obatan lainnya, maka biasanya ditambahkan menadion natrium bisulfit sebesar 2 sampai 3 gram per ton ransum.
PENGARUH STRAIN DAN MODEL KANDANG TERHADAP PERFORMA FISIOLOGIS DAN PRODUKSI BROILER
Peternak yang memelihara broiler dengan strain broiler
beragam. Broiler tersebut dipelihara pada model kandang terbuka, yaitu model
kandang postal dan model kandang panggung. Tinggi suhu lingkungan
merupakan salah satu kendala dalam usaha broiler. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui adakah interaksi antara strain dan model kandang yang digunakan
terhadap respon fisiologis dan produksi broiler; mengetahui pengaruh strain
terhadap respon fisiologis dan produksi broiler; mengetahui pengaruh model
kandang terhadap respon fisiologis dan produksi broiler.
Rancangan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap dengan poia faktorial yaitu faktor perlakuan strain
terdiri atas 2 macam strain (Lohmann dan Cobb ) dan faktor perlakuan model
kandang terdiri atas 2 macam model kandang (kandang panggung dan kandang
postal). Masing-masing kombinasi perlakuan diulang enam kali. Setiap satuan
percobaan menggunakan 10 ekor ayam. Data yang diperoleh dianalisis ragam
pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi
antara strain (Cobb dan Lohmann) dan model kandang yang digunakan (Postal
dan Panggung) terhadap respon fisiologis (suhu abdominal, suhu kulit shank,
frekunsi pemafasan) dan respon produksi (pertambahan berat tubuh, konsumsi
ransum, konversi ransum) broiler; Strain berpengaruh tidak nyata (P > 0,05) .
terhadap terhadap respon fisiologis namun berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap respon produksi broiler; Model kandang berpengaruh tidak nyata (P >
0,05) terhadap respon fisiologis, berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat
tubuh dan konversi ransum, namun tidak berpengaruh nyata (P > 0,05)terhadap
konsumsi ransum broiler umur 4 minggu.
beragam. Broiler tersebut dipelihara pada model kandang terbuka, yaitu model
kandang postal dan model kandang panggung. Tinggi suhu lingkungan
merupakan salah satu kendala dalam usaha broiler. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui adakah interaksi antara strain dan model kandang yang digunakan
terhadap respon fisiologis dan produksi broiler; mengetahui pengaruh strain
terhadap respon fisiologis dan produksi broiler; mengetahui pengaruh model
kandang terhadap respon fisiologis dan produksi broiler.
Rancangan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap dengan poia faktorial yaitu faktor perlakuan strain
terdiri atas 2 macam strain (Lohmann dan Cobb ) dan faktor perlakuan model
kandang terdiri atas 2 macam model kandang (kandang panggung dan kandang
postal). Masing-masing kombinasi perlakuan diulang enam kali. Setiap satuan
percobaan menggunakan 10 ekor ayam. Data yang diperoleh dianalisis ragam
pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi
antara strain (Cobb dan Lohmann) dan model kandang yang digunakan (Postal
dan Panggung) terhadap respon fisiologis (suhu abdominal, suhu kulit shank,
frekunsi pemafasan) dan respon produksi (pertambahan berat tubuh, konsumsi
ransum, konversi ransum) broiler; Strain berpengaruh tidak nyata (P > 0,05) .
terhadap terhadap respon fisiologis namun berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap respon produksi broiler; Model kandang berpengaruh tidak nyata (P >
0,05) terhadap respon fisiologis, berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat
tubuh dan konversi ransum, namun tidak berpengaruh nyata (P > 0,05)terhadap
konsumsi ransum broiler umur 4 minggu.
Thermo-Hygro
Salah satu kunci sukses dalam menetaskan telur unggas (ayam, itik, enthok, puyuh, dll) adalah terletak pada keakuratan pengukuran suhu dan kelembaban. Thermo-hygro digital adalah perpaduan dua fungsi kerja yaitu thermometer dan hygrometer dalam satu alat. Thermo-hygro digital akan mampu menjawab kekauratan dalam mengukur suhu dan kelembaban.
thermo-hygro digital, thermometer, hygrometerThermo-Hygro Digital
* Thermometer digital, dilengkapi memory data minimum dan maximum dengan pembacaan skala °C atau °F
* Range pengukuran suhu indoor antara 0°C-50°C (32°F-120°F, outdoor antara -20°C-70°C (-4°F-158°F) dengan tingkat keakuratan 1.0°C (±1.8°F)
* Hygrometer digital dengan memory data min dan max
* Range pengukuran kelembaban antara 30-90% RH dengan tingkat keakuratan ± 5% RH untuk tingkat kelembaban antara 40-80% RH
* Dilengkapi jam (PM dan AM), kalender, dan alarm
* Power battery AAA 1.5 volt (bonus 1 pieces)
* Panjang kabel sensor ± 2,5 meter
* Harga Rp 350.000,-
Thermo-Hygro Analog
* Thermometer manual, pembacaan skala °C
* Hygrometer manual
* Tabel baca RH (%)
* Harga Rp 50.000,-
thermo-hygro digital, thermometer, hygrometerThermo-Hygro Digital
* Thermometer digital, dilengkapi memory data minimum dan maximum dengan pembacaan skala °C atau °F
* Range pengukuran suhu indoor antara 0°C-50°C (32°F-120°F, outdoor antara -20°C-70°C (-4°F-158°F) dengan tingkat keakuratan 1.0°C (±1.8°F)
* Hygrometer digital dengan memory data min dan max
* Range pengukuran kelembaban antara 30-90% RH dengan tingkat keakuratan ± 5% RH untuk tingkat kelembaban antara 40-80% RH
* Dilengkapi jam (PM dan AM), kalender, dan alarm
* Power battery AAA 1.5 volt (bonus 1 pieces)
* Panjang kabel sensor ± 2,5 meter
* Harga Rp 350.000,-
Thermo-Hygro Analog
* Thermometer manual, pembacaan skala °C
* Hygrometer manual
* Tabel baca RH (%)
* Harga Rp 50.000,-
Langganan:
Postingan (Atom)