3 Mar 2011

Pengaruh Udara Tropis terhadap peternakan ayam

Udara bersih dan partikulat
Udara bersih adalah udara yang mengandung beberapa macam gas dengan komposisi yang normal, dan hanya sedikit sekali partikulat. Menurut Sastrawijaya, 2000. Udara bersih mengandung nitrogen (N2 78 %), oksigen, argon (O2, Ar 0.94%) karbondioksida (CO2 0.03%), helion (He 0.01%), neon (Ne 0,01%), kripton (Kr 0.01%) serta metana, karbonmonoksida (CO), amoniak (NH2), nitrat oksida (N2O) dan hidrogen sulfide (H2S) dalam jumlah yang sangat sedikit sekali. Sedangkan artikulat adalah partikel halus yang mencemari udara dan dapat berupa zat padat atau zat cair yang sangat halus seperti debu (0.1 -25 mikron), Fumes (zat padat hasil kondensasi gas) berukuran kurang dari 0.1 mikron smoke (kurang dari mikron), smog merupakan fog (kabut) campur asap disamping itu ada pula partikulat hidup seperti mikroba dan beberapa sapropyt sperti jamur, spora, bakteri tanah dan virus. Udara bukanlah tempat hidup alamiah mikroba, oleh karena itu penularan penyakit melalui udara bebas sulit terjadi disamping karena adanya efek pengeringan, ozon dan radiasi ultra violet, kecuali penyakit yang disebabkan oleh mikroba berspora dan virus.

Kenyamanan thermal
Dari 170 triliun kilo watt energi matahari yang jatuh ke bumi, 3% diserap ozon, 8% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi dan 45% diserap oleh tanah, isanya (44%) dipantulkan oleh awan , diserap gas dan debu. Sehingga partikulat disamping sebagai polutan juga membawa panas matahari (Sukandarrumidi,2006). Zat cair dan air dalam bentuk kabut atau uap air mempengaruhi tingkat kelembaban, yaitu perbandingan kandungan uap air pada suatu saat dengan kandungan uap air pada titik jenuh dalamsuhu saat itu. Air dalam bentuk kabut akan lebih mudah menangkap panas dari udara lingkungan sekitarnya, tetapi jika lingkungan lembab seperti umumnya daerah tropis lembab), udara tidak lagi haus akan uap air, sehingga penguapan tidak berlangsung dengan cepat. Kenyamanan Thermal adalah daerah dalam komposisi udara yang yaman, yang secara kasar di wilayah tropis lembab diwakili oleh batas –batas 240C< T < 260C ; 40%< RH <60% dan Kecepatan angin 0.6m/s < V < 1.5 m/s.

Udara tropis lembab vs peternakan ayam
Masalah Utama untuk membangun sebuah peternakan ayam di daerah tropis adalah kelembaban yang tinggi. Udara akan terasa lebih panas, karena ayam mengeluarkan panas dari aktivitas metabolisme yang harus dibuang melalui udara. Namun karena udara jenuh dengan uap air maka dengan cepat udara akan terasa lebih panas
dan ayam terlihat panting, paruh ayam akan terbuka lebar sebagai usaha untuk mengeluarkan panas lebih cepat, karena ayam tidak mempunyai kelenjar keringat. Ayam yang panting pasti tidak makan oleh karenanya feed intake tentu saja tidak tercapai, sehingga akan terjadi gangguan produktivitas.

Ventilasi
Untuk mengatasi panas dan partikulat polutan di dalam maupun diluar bangunan kandang dibutuhkan Ventilasi yang cukup. Ventilasi adalah proses penggantian udara ruangan oleh udara segar dari luar baik secara alami maupun dengan bantuan alat mekanis (kipas angin)

Udara di dalam kandang
Ada 3 macam udara di alamkandang, udara atas yang ringan, udara tengah yang mengenai tubuh ayam dan udara bawah yang berat, lembab dan kotor. Udara bawah ini sebagai tempat yang menyenangkan untuk serangga dan mikroba, sehingga ventilasi disamping untuk mengeluarkan panas , kelembaban dan partikulat di dalam kandang, juga terutama diarahkan untuk mengeluarkan udara bawah kandang ini dan mengganti dengan udara dari luar yang masih segar.

Menurut FG. Winarno (Kompas, 26 Agustus 2007), Peralatan dapur seperti cobek, talenan dapat menjadi tempat bakteri berkembang biak. Dalam setiap 1 cm persegi peralatan itu terdapat 750,000 bakteri, dalam kondisi dibiarkan kotor selama 2 jam terdapat 5 juta bakteri per cm persegi atau bertambah sebanyak 4,250,000 bakteri. Luar biasa dibandingkan dengan udara bawah kandang, tempat kotoran ayam menumpuk dan mikroba yang normal ada di atas tanah atau yang dilepaskan oleh tubuh ayam melalui faecesnya. Dari udara bawah inilah sebenarnya sumber pencemaran udara di dalam kandang, selain mikroba partikulat debu, gas ammoniak, gas methan adalah sumber ketidak nyamanan bagi ayam yang hidup di atasnya.

Penularan penyakit melalui udara bebas sulit terjadi, oleh karenanya bentuk vegetatif akan lekas musnah terutama di udara bebas, namun jumlahnya tergantung aktivitas dan keadaan lingkungan yang ada. Udara di atas tanah yang subur mengandung lebih banyak mikroba dari pada udara di atas tanah yang tandus/gundul,
udara di atas tanah yang gundul akan lebih banyak mikroba daripada udara di atas tanah yang ditumbuhi tanaman dan yang paling sedikit adalah udara di atas laut. Maka pemilihan lokasi kandang menjadi sangat penting. Kandang dilokasi yang banyak memiliki aliran angin umumnya mempunyai performance yang baik dari pada kandang yang sedikit atau bahkan mati angin. Kandang dengan sistem panggung akan lebih baik performancenya dibandingkan sistem postal. Pada kandang ayam
petelur dengan sistem baterei, alas kandang yang dibentuk seperti bak dengan pinggiran sekitar 15 atau 20 cm di atas tanah dan berfungsi sebagai penampung faeces akan menghalangi pertukaran udara bawah. Akan lebih baik jika ke dalam bak itu ditambahkan tanah dan zat- zat absorben seperti kapur, sekam atau
lainnya yang dibentuk seperti bukitsehingga permukaannya lebih tinggi dari permukaan tanah, sehingga masih tetap ada pergantian udara bawah, Di daerah Curug, Tangerang dengan memasang kipas angin dibawah kolong baterai dalam jumlah yang cukup, ternyata menghasilkan performance yang baik. Manajemen udara bawah
dan manajemen untuk mengelola feces di sebuah peternakan ayam petelur menjadi sangat penting , mengingat posisinya sebagai sumber pencemaran, maka di lokasi yang kurang mendapat angin atau angin tidak ada, sistem kandang closed house adalah pilihan yang tepat. Meskipun kandang dengan aliran angin yang cukup mampu
memberikan performance yang baik,namun tidak sepenuhnya kenyamanan thermal dapat di kontrol seperti halnya pada closed house.

Kandang closed house
Meskipun memerlukan teknolgi yang lebih tinggi dan SDM yang lebih terdidik, closed house lebih menjamin ayam tetap berada dalam kenyamanan thermal yang diinginkan, kecuali, faktor kelembaban yang masih sulit untuk dikontrol. Namun dengan pergantian udara yang terus menerus kekurangan ini dapat dikompensasi, yang penting kenyamanan fisiologis (yang di rasakan oleh ayam) sudah terjadi. Pergantian udara bawahpun terjadi dengan baik, sehingga benar sekali kalau Dr. A. Nidom mengatakan, bahwa closed house sebagai bagian dari biosekuriti.” (Poultry Indonesia Vol. II Agustus, 2007). Keuntungan lainnya closed house mengurangi dampak sosial yang ditimbulkan oleh bau (amoniak & methane) dan lalat.

Sedikit berbeda dengan kita mencari udara nyaman dan segar sehabis tekanan kerja atau aktivitas yang melelahkan selama sepekan, ayam membutuhkan kenyamanan, kesejukan dan kesegaran disaat bekerja untuk lebih banyak menghasilkan telur atau mengkonversi makanan menjadi daging, maka perlu mengarahkan manajement
peternakan dengan mengutamakan kenyamanan hidup ayam. Yang tidak berbeda di antara keduanya adalah, sama-sama membutuhkan udara yang bersih dan nyaman. (Subacho, Tech.Service & Development CPI-JKT)
BULETIN CP. SEPTEMBER 2007

PROSPEK PROBIOTIK PADA BROILER

BROILER dengan jangka hidup yang cukup pendek, memiliki koloni dalam ususnya yang sangat peka sehingga perlu
meningkatkan system pengaturan tubuhnya. Cara yang biasa dilakukan untuk melindungi ayam yang masih muda adalah dengan pemberian antibiotika atau dengan penggunaan AGPs (Antibiotik Growth Promotors) perlu diperhatikan.Namun, beberapa negara Eropa dan Amerika, telah melakukan pembatasan terhadap penggunaan antibiotika. Bahkan di tahun 2006 Uni Eropa melarang penggunaan AGPs. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi penggunaan antibiotika dan menghindari pengaruh negatif antibiotika pada manusia. Pemakaian antibiotik padaunggas dapat ikut menyelinap ke dalam produk ternak (daging dan telur), sehingga terakumulasi disana dan menjadi residu. Residu tersebut mempunyai efek yang kurang menguntungkan terhadap kesehatan konsumen, antara lain terjadi resistensi bakteri dan sensitifitas pada konsumen. Pemberian antibiotika juga bisa menganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan inangnya.
Sebagai salah satu alternatifnya adalah dengan pemberian probiotik, karena tidak mempunyai efek samping yang negatif jika diberikan dalam dosis yang tepat.

Di dalam saluran pencernaan,terdapat sekitar 100-400 jenis mikroba yang dikelompokkan pada mikroba yang menuntungkan dan yang merugikan (patogen). Di lingkungan yang normal,saluran usus pada anak ayam terkolonisasi dengan mikroorganisme. Umumnya sumber mikroflora usus adalah dari permukaan telur yang tidak steril sebagai hasil kontak induk dengan sangkarnya. Pada peternakan komersial, kolonisasi pada saluran usus ada hubungannya dengan kebersihan di hatchery dan kontak dengan lingkungan bebas.

Saat umur 21 hari, broiler dapat mengatur keseimbangan flora usus. Setelah umur 21 hari tantangan seperti stress, pergantian pakan dan pemberian obat-obatan seperti antibiotik dapat menganggu flora dalam saluran gastrointestinal
dan menyebabkan kerugian. Jika saluran usus terkolonisasi dengan mikroba merugikan maka akan berdampak patogen bagi tubuh.

Probiotik dalam Pakan

Menurut Fuller (1992), probiotik adalah makanan tambahan berupa mikroba hidup, baik bakteri, kapang/yeast yang dapat menguntungkan bagi inangnya dengan jalan memperbaiki keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Mikroba yang dikatakan sebagai probiotik
(McNaught and MacFie, 2000) jika :
1. Dapat diisolasi dari hewan inangnya dengan spesies yang sama.
2. Menunjukkan pengaruh yang menguntungkan bagi inangnya.
3. Tidak bersifat patogen.
4. Dapat transit dan bertahan hidup di saluran pencernaan inangnya.
5. Sejumlah mikroba harus mampu bertahan hidup pada periode yang lama selama penyimpanan.

Mekanisme kerja probiotik masih banyak dikontroversikan. Mekanisme berikut ini dapat menjadi bahan pertimbangan (Budiansyah A, 2004),antara lain :
1. Melekat dan berkolonisasi dalam saluran pencernaan.Jika mikroba dapat menempel kuat pada sel-sel usus maka ikroba dapat berkembangbiak dan mikroba patogen akan tereduksi dari sel-sel usus.
2. Berkompetisi terhadap makanan dan memproduksi zat antimikroba.Mikroba probiotik menghambat organisme patogen dengan berkompetisi.
3. Menstimulasi mukosa dan meningkatkan sistem kekebalan inang.

Penggunaan probiotik sebagai bahan aditif dapat memberikan keuntungan pada inangnya (terutama dalam saluran pencernaan), diantaranya :
1. Efek nutrisional Pemberian probiotik secara langsung memberikan efek menguntungkan, seperti diantaranya engurangan kemampuan mikroorganisme patogen dalam memproduksi toksin, menstimulasi produksi enzim indigenus yang dapat meningkatkan fungsi pencernaan unggas, dihasilkannya vitamin dan substansiantimikrobial sehingga meningatkan
status kesehatan inang.
2. Efek sanitari Dengan adanya probiotik dapat menstimulasi respon kekebalan. Mikroba probiotik dapat mengeluarkan toksin yang dapat menghambat perkembangan mikroba patogen dalam saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan kekebalan inangnya. Toksin dari mikroba probiotik merupakan antibiotik bagi mikroba patogen.
Probiotik pada unggas bisa diberikan dalam campuran pakan atau melalui air minum atau dalam bentuk probiotik yang
hanya mengandung 1 macam strain mikroba.
Pemberian probiotik dalam pakan dapat memelihara mikroflora usus inangnya. Salah satu faktor berfungsi atau tidaknya probiotik adalah stabilitas penyimpanannya dan processing pakannya. Perlakuan panas dan tekanan selama pelleting adalah hal yang dapat mengganggu kestabilan probiotik di dalamnya.
Solusi terbaik penggunaan probiotik sehingga tetap stabil adalah dengan menggunakan spora dari strain mikrobayang menguntungkan. Spora tersebut diselimuti oleh mantel alami, bukan dari kapsul. Pemilihan untuk mikroorganisme probiotik perlu dilakukan uji tes.
Pemberian probiotik dengan mikroba tunggal dalam bentuk spora akan lebih baik karena lebih menguntungkan dan kualitasnya lebih terjamin.
Probiotik strain Bacillus subtilis yang toleran terhadap panas telah diuji tes pada percobaan pakan broiler di beberapa negara. Hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang terus menerus terhadap konversi pakan dan
pertambahan berat badan. Keuntungan yang dihasilkan dari probiotik ini ada kaitannya dengan keseimbangan mikroflora di dalam saluran gastrointestinal, meningkatnya kesehatan usus dan memberikan kesehatan menyeluruh dan pada akhirnya akan memperbaiki performance.
Percobaan yang dilakukan di Brazil dan USA membuktikan bahwa performance broiler dapat ditingkatkan dengan menggunakan bakteri tunggal strain Bacillus subtilis sepanjang periode produksinya. Percobaan broiler dengan pemberian antibiotik, yaitu : kontrol (tanpa suplemen antibiotik atau probiotik), antibiotik (AGP) dan dengan
pemberian probiotik. Percobaan dilakukan pada ayam broiler komersial. Tujuan percobaan tersebut untuk menunjukkan
respon pertumbuhan dan konversi pakan pada broiler baik yang menggunakan probiotik atau suplementasi pakan AGP
dibandingkan dengan kontrol.
Percobaan tersebut menunjukkan bahwa pemberian bakteri strain B. Subtilis pada pakan dengan level 8x105 unit per
gram pakan sangat efektif meningkatkan berat badan dan perbaikan rasio konversi pakan dibanding dengan kontrol.
Percobaan menunjukkan bahwa produk probiotik tidak berbeda jauh dengan AGP untuk meningkatkan rasio konversi
pakan. Penelitian ini diusulkan bahwa spora dari probiotik strain baru untuk direkomendasikan digunakan pada
peternakan komersial saat periode growing. Strain probiotik tunggal atau dengan penambahan mikroba langsung
dalam pakan sangat potensial digunakan sebagai pengganti AGP dan lebih ekonomis untuk meningkatkan performance ayam
broiler. Roli Sofwah Hakim
(Sumber : Feed International, Nov – Des 2005 dan Makalah Falsafah Sains, Agus Budiansyah, 2004)
BULETIN CP. DESEMBER 2005

ND/Newcastle Disease

Newcastle Disease disebabkan oleh virus yang termasuk dalam famili Paramyxoviridae, genus Paramyxovirus. Paramyxovirus mempunyai genom virus ssRNA berpolaritas negative, panjangnya 15-16 kb dan mempuyai kapsid simetris heliks tidak bersegmen, berdiameter 13-18 nm. Genom virus Newcastle Disease membawa sandi untuk 6 protein virus yaitu protein L, Protein H (hemaglutinin), protein N (neuraminidase), protein F (fusi), protein NP (nukleokapsid), protein P (Fosfoprotein), dan protein M (matik).
Masa inkubasi penyakit ini bervariasi: antara 2-15 hari, tergantung dari virus yang menginfeksi, umur dan status kekebalan ayam, infeksi dengan mikroorganisme lain, kondisi lingkungan, dan jalur penularan. Kejadian infeksi oleh virus ND terutama terjadi secara inhalasi.
Ayam yang pernah terinfeksi Newcastle Disease dan tidak mengalami kematian akan memiliki kekebalan selama 6-12 bulan terhadap ND. Demikian juga dengan kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi.
Sifat spesifik virus Newcastle Disease antara lain mempunyai kemampuan untuk mengaglutinasi dan melisikan eritrosit ayam. Selain eritrosit ayam, virus Newcastle Disease juga mampu mengaglutinasi eritrosit mamalia dan unggas lain serta reptilia.
Virus Newcastle Disease bila dipanaskan pada suhu 56o C akan kehilangan kemampuan untik mengaglutinasi eritrosit ayam, karena protein hemaglutininnya rusak. Selain itu juga akan merusak infektivitas dan imunogenesitas virus.

GEJALA KLINIS
Penyakit Newcastle Disease beragam dalam hal keganasan klinis dan kemampuan menyebarnya. Pada sejumlah wabah khususnya pada ayam dewasa, gejala klinis mungkin minimum/ ringan. Gejala ringan ini tidak diikuti gangguan syaraf. Virus yang menyebabkan bentuk penyakit ini disebut lentogenik. Pada wabah lain, penyakit ini dapat mempunyai angka mortalitas sampai 25%, seringkali lebih tinggi pada unggas muda; virus yang demikian ini disebut mesogenik. Tipe mesogenik menimbulkan gangguan pernapasan antara lain sesak nafas, megap-megap, batuk dan bersin serta penurunan produksi telur dan penurunan daya tetas. Pada wabah lainnya lagi terdapat angka kematian yang sangant tinggi kadang-kadang mencapai 100% yang disebabkan oleh virus velogenik. Infeksi velogenik menyebabkan ayam kehilangan nafsu makan, diare kehijauan, lesu, sesak nafas, megap-megap ngorok dan bersin. Ayam juga bias mengalami kelumpuhan pada sebagian atau total. Kemampuan menyibak virus F merupakanan faktor utama yang mempengaruhi virulensi.
Gejala klinis Newcastle Disease dibedakan menjadi 5 patotipe
1.Bentuk Doyle merupakan bentuk per akut atau akut, menimbulkan akematian pada ayam segala umur dengan mortalitas 100%. Lesi menciri dengan adanya perdarahan pada saluran pencernaan. Bentuk ini disebabkan oleh virus strain velogenik. Penyakit ini terjadi secara tiba-tiba, ayam mati tanpa menunjukkan gejala klinis, ayam kelihatan lesu, respirasi meningkat, jaringan sekitar mata bengkak, diare dengan feses hijau atau putih dapat bercampur darah, tortikalis, tremor otot, paralisa kaki dan sayap.
2.Bentuk Beach atau velogenic neitropic Newcastle disease (VVND) bersifat akut, menimbulkan gejala pernafasan dan syaraf, dan menimbulkan kematian ayam segala umur dengan angka mortalitas 50 % pada ayam dewasa dan 90 % pada yam muda.
3.Bentuk Baudette, kurang ganas dibandingkan bentuk Beach menyebabkan kematian pada ayam muda, bentuk ini disebabkan oleh virus galur mesogenik. Pada ayam dewasa ditandai dengan penurunan produksi telur biasanya terjadi 1-3 minggu.
4.Bentuk Hitchner disebabkan oleh virus ND galur lentogenik, gejala klinisnya bersifat ringan atau tidak tampak jelas, tidak menimbulkan kematian pada ayam dewasa dan biasanya dipakai sebagai vaksin.
5.Bentuk enteric asimptomatik merupakan bentuk yang tidak menunjukkan gejala klinis dan gambaran patologis, tetapi ditandai dengan infeksi usus oleh virus-virus galur lentogenik yang tidak menyebabkan penyakit.
ND adalah penyakit yang tersifat kompleks oleh karena isolate strain virus berbeda dapat menimbulkan variasi yang besar dalam derivat keparahan dari penyakit, termasuk pada spesies unggas yang sama.

PATOGENESIS
Ayam yang terinfeksi mempunyai peranan penting dalam penyebaran penyakit dan sebagai sumber infeksi. Pada mulanya virus bereplikasi pada epitel mukosa dari saluran pernafasan bagian atas dan saluran pencernaan; segera setelah infeksi virus menyebar lewat aliran darah ke ginjal dan sumsum tulang yang menyebabkan viremia skunder, ini menyebabkan infeksi pada organ seperti paru-paru, usus, dan system syaraf pusat. Kesulitan bernafas dan sesak nafas timbul akibat penyumbatan pada paru-paru dan kerusakan pada pusat pernafasan di otak.
Produksi antibody berlangsung dengan cepat. Antibody penghambat hemaglutinasi dapat diamati dalam waktu 4-6 hari setelah infeksi dan menetap selama paling tidak 2 tahun. Titer antibody penghambat hemaglutinasi merupakan ukuran dari kekebalan. Antibody asal induk dapat melindungi anak ayam sampai 3-4 minggu setelah menetas. Antibody IgG yang terbatas dalam aliran darah tidak mampu mencegah infeksi pernafasan tetapi dapat mencegah viremia; antibody 0 IgA yang dihasilkan secara local berperan penting dalam melindungi saaluran oernafasan dan saluran pencernaan.
Perubahan pasca mati meliputi perdarahan ekimotok pada larings, trachea, esophagus, dan di sepanjang usus. Lesi histology yang paling menonjol adalah nekrosis terpusat pada mukosa usus dan jaringan limfe dan perubahan hyperemia di sebagian organ, termasuk otak.

Perubahan patologis
1.Perubahan makroskopis
Perubahan makroskopik biasanya erat hubungannya dengan galur dan tipe patologik dari virus ND, jenis unggas, faktor lingkungan, dan infeksi campuran dengan mikroorganisme lain. Perubahan makroskopik yang terlihat pada VVND tersifat oleh adanya nekrosis dan hemoragi pada saluran pencernaan meliputi proventrikulus, ventrikulus dan berbagai bagian usus. Tidak dijumpai perubahan pada sistem syaraf, kadang-kadang juga pada saluran nafas. Jika ditemukan perubahan pada saluran nafas maka akan terlihat hemorhagi dan kongesti berat pada trakea.. Penebalan kantong udara disertai timbunan eksudat kataral sampai mengeju pada permukaannya. Organ reproduksi mengalami hemoragi dan perubahan warna menjadi lebih pucat.
2.Perubahan mikroskopis
Perubahan histopatologik yang ditimbulkan oleh ND juga berhubungan dengan galur virus, rute infeksi, factor lingkungan, ataupun infeksi campuran dengan mikroorganisme lainnya. Perubahan mikroskopik pada pembuluh darah meliputi hiperemi, edema, hemorrhagi, trombosis, dan nekrosis pembuluh darah. Pada infeksi sub akut dijumpai hiperplasia sel-sel reticulohistiositik dan nekrosis multifokal pada hati. Nekrosis pada lympha. Degenerasi lymphocyt bursa fabricius. Nekrosis dan hemorragi pada usus. Kongesti dan infiltrasi sel radang pada trachea. Hemorragi dan edema pada bagian-bagian paru. Perivascular cuffing sel limposit dan nekrosis dari neuron pada otak.

DIAGNOSIS
Karena gejalanya tidak spesifik diagnosis harus dipastikan dengan isolasi virus dan serologi. Virus dapat diisolasi dari limpa, otak atau paru-paru melalui inokulasi alantois dari telur berembrio umur 10 hari, virus dibedakan dengan yang lainnya dengan menggunakan uji penghambatan-jerapan darah dan penghambatan hemaglutinasi. Penentuan virulensi sangat diperlukan untuk isolat lapangan. Sebagai tambahan atas indeks kerusakan syaraf dan rataan waktu kematian dari embrio ayam, juga dipakai pembentukan plak dalam keadaan ada atau tidak adanya tripsin pada sel ayam. Uji penghambatan-hemaglutinasi digunakan dalam diagnosis dan pemantauan penyakit Newcastle kronis di negara tempat bentuk penyakit ini merupakan endemis.

PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
Pemberian antibiotic/ antibakterihanya berfungsi untuk mengobati infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri. Sanitasi/ desinfeksi diperlukan untuk mencegah meluasnya infeksi pada kandang/ flok lainnya.
Penyakit ini tidak dapat diobati. Oleh karena itu ayam yang sudah terserang sebaiknya cepat dimusnahkan karena dapat menulari ayam yang lain. Pengendalian terbaik adalah dengan vaksinasi seperti vaksin strain F, K dan LaSota. Pola pemberian vaksin adalah 4-4-4, maksudnya vaksin diberikan pada ayam berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali.
Untuk pencegahan dapat dilakukan sanitasi kandang dan lingkungan (termasuk mencegah banyak tamu dan hewan liar masuk ke kandang). Peternakkan hendaknya dikelola dengan baik sehingga menciptakan suasana kandang yang nyaman bagi ayam, misalnya kepadatan kandang mesti diperhatikan sehingga populasinya tidak terlalu padat dan juga ventilasi harus cukup.

TANAMAN OBAT MENINGKATKAN EFISIENSI PAKAN DAN KESEHATAN

Ramuan tanaman obat pada umumnya dikonsumsi oleh manusia untuk tujuan menjaga kesehatan atau
sebagai pengobatan beberapa penyakit tertentu. Sejak krisis moneter yang terjadi di Indonesia sampai saat ini
harga obat-obatan buatan pabrik (impor) sangat mahal, sehingga tidak terjangkau oleh para petani ternak,
khususnya peternak dalam skala menengah ke bawah. Oleh karena itu peternak berupaya mencari alternatif
lain dengan memanfaatkan beberapa tanaman obat sebagai obat tradisional yang disebut jamu hewan yang
dapat diberikan dalam bentuk larutan melalui air minum dan atau dalam bentuk simplisia (tepung) yang
dicampur kedalam ransum sebagai “feed additive” maupun “feed supplement”. Tujuan makalah ini untuk
mensosialisasikan dan menginformasikan manfaat dan khasiat dari tanaman obat sebagai jamu dan atau “feed
additive” untuk ternak. Jamu hewan atau ramuan beberapa tanaman obat tersebut dapat dibuat sendiri oleh
petani ternak dan harganya lebih murah dibandingkan obat pabrik, tetapi khasiatnya cukup baik untuk
pencegahan maupun pengobatan pada ternak unggas, antara lain penyakit gangguan pernafasan (Snot dan
CRD), koksidiosis, kurang nafsu makan, diare, feses hijau. Pemberian jamu hewan maupun tanaman obat
obat sebagai “feed additive” sudah banyak dilakukan oleh peternak unggas (ayam lokal, ayam ras broiler,
layer, puyuh, itik serta unggas kesayangan) di wilayah DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Riau). Ternak ayam lokal (kampung) pedaging maupun petelur yang dipelihara pada
kelompok ternak di Jakarta Selatan, setiap hari diberi larutan jamu hewan melalui air minum ternyata
memberi respon positif terhadap pertumbuhan dan stamina ayam menjadi lebih baik (jarang sakit dan
mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih
oranye/skor diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang berkurang. Ternak ayam ras
broiler, petelur maupun unggas lokal (ayam dan itik) yang diberi ramuan tanaman obat sebagai “feed
additive” menunjukkan peningkatan terhadap efisiensi pakan dan kesehatan ternak
Kata kunci: Tanaman obat, jamu hewan, feed additive, kesehatan unggas

PENGGUNAAN RAMUAN HERBAL SEBAGAI FEED ADDITIVE

LAILY AGUSTINA
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Penelitin ramuan herbal pada broiler untuk mengetahui efek penggunaannya sebagai feed additive
terhadap performans dan menguji kemampuan daya hambat antibakteri yang dikandung dalam ramuan herbal
tersebut. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap 3 (tiga) dosis ramuan herbal P0 (0 ml per liter air
minum); P1 (2.5 ml per liter air minum) dan P2 (5 ml per liter air minum) dengan 5 (lima) ulangan dan setiap
unit perlakuan terdiri dari 5 (lima) ekor DOC. yang dipelihara sampai umur 35 hari. Parameter performans
yang diukur meliputi: konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, rasio efisiensi protein,
persentase karkas dan persentase lemak abdominal. Disamping itu dilakukan uji daya hambat antibakteri
terhadap 3 (tiga) jenis bakteri yaitu Staphylococus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa
serta analisis kolesterol yang terkandung dalam darah ayam. Berdasarkan hasil dan pembahasan, disimpulkan
bahwa ramuan herbal mengandung antibakteri, mampu menurunkan kadar kolesterol darah dan bobot badan
tertinggi diperoleh pada pemberian 2.5 ml ramuan herbal per liter air minum.
Kata kunci: Ramuan herbal, Additive, performans broiler

Vaksinasi

Hal penting yang pelru diperhatikan adalah:
• jenis vaksin yang digunakan (ND, IB, IBD, dll)
• teknik vaksinasi
• kualitas vaksin

pada waktu pelaksanaan vaksin, ada beberapa hal yang dpat sekaligus dilakukan ketika:

vaksin ND
• metoda dapat dilakukan spray, tetes mata, cekok
• teknik pelaksanaan
• lakukan juga culling

Vaksin IBD
• metoda yang dapat dilakukan cekok, air minum
• jika metode vaksinasi yang digunakan adalah melalui air minum, maka yang perlu diperhatikan adalah kualitas air, jumlah air yang dipergunakan (20-30liter/1000e ayam), vaksinasi dapat selesai dalam 1-2jam, tambahkan skim milk 2-4gram/liter air minum.
• Umur dilaksanakan vaksinasi menjadi satu titik poin penting untuk diperhatikan
• Lakukan pemilihan type vaksin yang akan diberikan

Jenis-jenis vaksin

1. live vaccine
NewCastle Diseases, Infectious Bronchitis, Fowl Pox, Avian Enchephalomyelitis, Marek’s Diseses, Reovirus, Infectious Bursal Diseases.

2. killed vaccine
NewCastle Diseases, Infectious Bronchitis, Reovirus, Infectious Bursal Diseases dll.

Metode aplikasi vaksinasi

1. vaksin aktif
suntikan (im/sc) : marek, reo
kedalam kulit/folikel : Pox
tetes mata/hidung :IB, ND, ILT
Tetes mulut : AE
Spray : IB, ND,
Air minum : IB, ND, AE, IBD

2. vaksin inaktif
Injeksi (sc/im)

Prinsip-prinsip dasar penyimpanan vaksin
1. vaksin aktif/hidup
vaksin harus disimpan disuhu antara 20C-80C dan terhindar dari sinar matahari
2. vaksin inaktif/mati
vaksin harus disimpan disuhu antara 20C-80C dan hindari suhu beku

vaksinasi
hal-hal yang harus diperhatikan:
1. status penyakit yang berbeda memerlukan program vaksinasi berbeda
2. suatu program vaksinasi bila sudah memberikan hasil yang memuaskan, sebaiknya tidak dirubah dengan alasan apapun juga

program vaksinasi

Umur (hari) Vaksin Aplikasi
4-7 ND Live Tetes mata
ND Killed Subkutan
12-16 IBD Air minum/cekok
19-23 ND Live Air minum/tetes mata

Prosedur pemberian vaksin melalui tetes mata atau tetes hidung atau tetes mulut/cekok
• peralatan pelarut dan botol penetes
• larutkan vaksin dalam pelarut yang dingin
• jaga agar vaksin tetap dingin selama vaksinasi (40C-80C)
• keluarkan dahulu gelembung udara dengan cara membalikkan botol penetes sehingga akan keluar beberapa tetesan
• bola mata harus terletak horizontal supaya tetesan vaksin tidak terlalu cepat mengalir
• pada tetes hidung, salah satu lubang hidung harus ditutup sehingga vaksin dapat terhirup
• setelah penetesan, biarkan tetesan menghilang ke dalam rongga mata atau hidung sebelum ayam dilepaskan

Prosedur pemberian vaksin melalui air minum
• peralatan dan air yang digunakan harus bebas dari antibiotic dan desinfektan 24jam sebelum vaksinasi
• puasakan ayam 1-2 jam sebelum vaksinnasi
• hitung kebutuhan air minum ayam hingga diperkirakan habis diminum dalam waktu 1-2jam
• kebutuhan air ayam broiler jumlah (ml) = 2 x jumlah ayam x umur ayam (umur dalam hari)
• sediakan air sejumlah kebutuhan ayam, dalam tempat yang bersih
• tambahkan susu skim 2-4 gram per liter air
• larutkan vaksin kedalam air yang sudah diberikan susu skim dan aduk dengan baik, jika cuaca panas bisa tambahkan es agar temperature air cukup rendah
• tuangkan campuran air vaksin ke dalam tempat minum
• setelah vaksin habis dikonsumsi, berikan air biasa

yang harus diperhatikan dalam pemberian vaksin melalui air minum adalah:
• setiap ayam harus mendapat air minum yang cukup dalam waktu singkat oleh karenanya tempat minum juga harus cukup
• setelah dilarutkan, vaksin harus diberikan secepatnya
• gunakan air yang bersih, jernih, dingin dan bebas dari residu obat dan desinfektan
• hindari vaksin terkena sinar matahari langsung, baik sebelum maupun sesudah dilarutkan kedalam air minum

penyebab kegagalan vaksinasi
• kesalahan aplikasi vaksin baik hal teknis maupun jadwal
• kekurangan jumlah antigen dalam vaksin
• immunosupresi akibat infeksi virus, mycotoxicosis dan stress
• kekebalan dari induk yang mengganggu/menghambat perbanyakan virus vaksin
• segala bentuk infeksi yang terjadi menjelang vaksinasi
• munculnya virus yang tidak terlindungi oleh vaksin

hal-hal yang harus diperhatikan, untuk mencegah kegagalan vaksinasi
• simpan vaksin ditempat dingin sesuai jenis vaksinnya
• perhatikan masa kadaluarsa, nomor seri dan tipe vaskin
• baca petunjuk dari pabrik pembuat vaksin
• jangan buka segel penutup sampai siap digunakan
• buat perencanaan sebelum vaksinasi
• pastikan benar-benar bahwa pelarut ataupun air yang digunakan bebas dari chlorine ataupun iodine
• jangan melakukan vaksinasi terhadap ayam sakit
• kontrol kondisi ayam post vaksinasi
• konsultasi dengan yang lebih ahli
• berdoa