10 Mar 2011

Kepadatan ayam

Jumlah ayam per m dapat bervariasi tergantung dari umur panen, tipe kandang dan iklim yang terjadi pada saat itu

Pada kandang terbuka dengan ventilasi alami kepadatannya 15kg/m2. pada kandang dengan aliran udaha yang bisa diatur (kandang tertutup), kepadatan dapat mencapai 25-30kg/m2 berat hidup. Direkomendasikan juga untuk menurunkan kepadatan kandang saat temperature tinggi.

Kepadatan ayam berdasarkan berat panen
Berat kepadatan (ekor/m2)
0.80 – 0.99 11.00 – 11.1
1.00 – 1.19 10.0 – 10.5
1.20 – 1.39 9.0 – 9.5
1.40 – 1.59 8.0 – 8.5
1.60 – 1.89 7.5 – 8.0
>1.90 7.0 – 7.5

Stress over heat

Stress akibat panas dapat menurunkan performa ayam. Kisaran temperatur netral untuk ayam menurun dari >30oC (86oF) pada waktu menetas sampai sekitar 24oC (75oF) pada umur 4 minggu. Respon alam ayam dalam menghadapi stres panas adalah mengurangi konsumsi pakan sebagai upaya untuk menurunkan produksi panas tubuhnya.
Peningkatan konsumsi pakan selama stres panas yang akut adat meningkatkan kematian, sehingga untuk mencegah hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
- ayam dipuasakan
interval puasa lebih dari 6-8 jam sebelum terjadinya awal stres panas, kemudian terjadi lagi stres panas selama 6 jam sehingga puasanya menjadi 12 jam masih dapat ditolerir
- pemberian vitamin dan elektrolit sangat dianjurkan. Vitamin C diberikan 6 jam sebelum stres panas terjadi

Pemanas Bahan Bakar GAS






Semawar tersebut berbahan baker minyak tanah, namun seiring dengan adanya program pemerintah tentang penggantian minyak tanah oleh kayu bakar, peternak pun semakain sulit untuk mendapatkan minyak tanah, dan kalaupun ada harganya mahal. Keadaan ini merangsang peternak untuk memodifikasi semawar yang berbahan bakar minyak tanah diganti dengan bahan bakar gas.
Secara teknis operasional, hamper tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok, rangkaian pun sama dengan yang berbahan bakar minyak tanah. Yang membedakannya hanya terdapat alat tambahan berupa regulator untuk mengatur keluarnya gas dari tabungdan sebuah pipa untuk menyalurkan gas dari tabung ke semawar.
Bahan:
- semawar (ukuran 202, 203, tergantung pilihan peternak)
- regulator untuk mengatur keluarnya gas dari tabung ke semawar
- selang gas
- pipa gas
- tutup seng (bisa menggunakan seng yang biasa dipergunakan untuk semawar yang menggunakan minyak tanah)
- harga 1 set semawar + Rp 260.000
bila dilihat dari efisiensi biaya, menggunakan gas relative lebih murah. Sebagai contoh selama 24 jam dengan menggunakan minyak tanah bisa menghabiskan sebanyak 5 liter, bila harga per liter minyak tanah rp 4.000 berarti per hari (24jam) biaya yang diperlukan Rp 20.000. bila menggunakan gas, 1 tabung gas kecil (3 kg) bisa cukup untuk 1 hari (24jam), harga gas 3kg Rp 15.000. dari contoh itu sudah terlihat perbedaan sebesar Rp 5.000/semawar/hari.

6 Mar 2011

penghematan pemanas untuk ayam broiler

penghematan pemanas untuk ayam broiler, terbuat dari serbuk gergaji. Hal ini dilakukan oleh beberapa peternak di beberapa lokasi untuk mensiasati semakin tingginya harga minyak tanah dan gas.

Teknik Pembuata:
1. siapkan drum bekas (jumlah sesuai kebutuhan)
2. potong drum tersebut di tengah2 sehingga drum menjadi 2 bagian yang sama.
3. lubangi bagian pinggir bawah sebesar kurang lebih diameter 5cm, fungsinya untuk memasukan kayu bakar dan masuknya aliran udara dari bawah keatas.
4. masukan serbuk gergaji
5. masukan potongan kayu secara vertikal (di tengah drum) dan horizontal pada lubang yang tersedia
6. padatkan (dengan cara diinjak-injak)
7. tarik kayu ketika serbuk gergaji sudah terasa padat.
8. beri minyak tanah secukupnya.
9 untuk menjaga supaya api terus menyala, masukan kayu bakar/tempurung kelapa/batu bara pada lubang yg ada ( tidak perlu banyak, yang penting ada nyala api, dan api akan membesar ke atas)

4 Mar 2011

Penggunaan Energi dalam Ayam Broiler

Penggunaan Energi dalam Ayam Broiler
Banyak para pelajar, praktisi dan peternak yang mengartikan energi sebagai salah satu nutrisi dalam pakan ternak.
Karena kata energi ini sering sekali ditulis secara bedampingan dengan protein, lemak, serat dan nutrient lainya.
Padahal energi itu sendiri bukan nutrisi, energi adalah kalor (panas) yang dihasilkan dari metabolisme beberapa nutrient
yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Namun demikian energi tetap menjadi salah satu ‘nutritional factor’
untuk mendapatkan performance broiler yang optimal.Ada 2 hal mendasar yang perlu diketahui peternak menyangkut
energi pada pakan broiler. 1) Sampai saat ini energi dalam bahan baku yang bisa di analisa adalah gross energi,
sementara yang digunakan oleh broiler adalah net energy atau yang sering kita sebut sebagai metabolisme energi.
Metabolisme energi inilah yang dipakai pada sistem formulasi pakan ternak. Artinya nilai ME tidak didapat dari
laboratorium, namun didapatdari persamaan (rumus) yang telah diuji oleh para ahli nutrisi ternak dan peneliti. 2)
Pengaruh kekurangan energi pada performance sangat besar. Pengaruh terbesar pada ayam broiler adalah
memperburuk FCR. Pada saat energi per kg pakan kurang dari kebutuhan, maka ayam akan makan lebih banyak untuk
menjaga kebutuhan energi tubuhnya. Walaupun ayam makan lebih banyak pertambahan berat badannya tidak ikut
meningkat. Dan ini membuat pemenuhan kebutuhan energi menjadi lebih mahal serta mengurangi ‘value’
dari energi itu sendiri.
Adapun penggunaan energi pada broiler secara garis besar bisa di bagi menajdi 2 bagian :
1. Pemenuhan Hidup Pokok (Maintenance)
- a. Energi untuk metabolisme (basal metabolisme) Bagaimanapun juga proses pencernaan, penyerapan, reproduksi,
proses dalam sel dan segala macam proses dalam tubuh unggas yang sering di sebut dengan proses metabolisme tetap
juga membutuhkan energi Kebutuhan energi untuk basal metabolisme semakin meningkat dengan bertambahnya berat
ayam (surface area), walaupun kebutuhan per kg berat badanya semakin kecil.
- b. Kenaikan panas tubuh karena aktivitas Proses metabolisme protein dan lemak juga akan meningkatkan panas
tubuh ayam, pada saat yang sama maka ayam memerlukan energi untuk menjaga keseimbangan suhu tubuhnya.
Jagung mengahasilkan panas bahang yang lebih tinggi dibandingkan minyak, ini adalah salah satu penyebab beberapa
ahli merekomendasikan mengganti sumber energi ke lemak pada saat cekaman panas.
- c. Kenaikan panas tubuh karena ‘thermal regulation’ Pada saat lingkungan disekitar kandang tinggi,
maka suhu tubuh ayam juga ikut meningkat. Untuk menurukan suhu tubuhnya ayam akan minum lebih banyak, dalam
tubuh ayam itu sendiri ada energi yang dipakai untuk menetralisir hal tersebut.
- d. Energi pada feses dan urine Energi yang terbuang sebagai endogenous energy dalam feses dan urine adalah nilai
mutlak yang tidak bisa di tawar lagi.
- e. Immune Respons Pada saat ayam broiler terinfeksi suatu penyakit, maka sebagian nutrient akan digunakan untuk
meningkatkan daya tahan. Glukosa dalam darah juga menurun, maka dari itu energi untuk pertumbuhan juga sebagian
akan terpakai untuk mencover kondisi seperti ini. Pemberian air gula secukupnya untuk menambah intake energi
terutama pada saat konsumsi pakan turun sangat diperlukan. 2. Energi untuk Produksi
- a. Pertumbuhan jaringan tubuh Pakan dibuat sedemikian rupa sehingga komposisi asam amino nya dapat
memenuhi kebutuhan ayam. Namun demikian protein yang masuk kedalam tubuh ayam harus dipecah menjadi asamasam
amino, sebelum diserap oleh tubuh. Setelah itu asam-asam amino akan digunakan untuk pembentukan jaringan
tubuh (daging, bulu dan jaringan tubuh lainya) dan hal ini banyak membutuhkan energi.
- b. Penambahan lemak dan penyimpanan karbohidrat Metabolisme lemak lebih sederhana di bandngkan nutrient
lainya, kelebihan lemak akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak juga. Begitu juga dengan karbohidrat, jika
nutrient ini berlebih akan disimpan sebagai cadangan lemak dalam tubuh unggas.
- c. Telur dan semen Karena dipanen pada usia yang relatif muda, ayam broiler belum sampai pada masa reproduksi
yang tentunya membutuhkan energi untuk pembentukan semen dan telur. Bagaimanapun juga perhitungan energi untuk
ayam broiler bisa jadi tidak sama presis dengan kebutuhan ayam, mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya
termasuk kondisi lingkungan dan kesehatan ayam itu sendiri. Namun demikian para nutritionist pastilah berusaha untuk
lebih tepat atau memberikan energi yang lebih tinggi dari kebutuhan pada saat lingkungan normal. (skm)
CJ Feed Indonesia
http://cjfeed.co.id Copyright 2007 by CJFeed Indonesia

Peneliti Bikin Ayam Tak Sebarkan Flu Burung

Sekelompok peneliti asal University of Cambridge dan The University of Edinburgh, Inggris yang mendapat suntikan dana dari pemerintah berhasil menemukan cara agar ayam tidak menularkan flu burung ke hewan lain dan manusia yang memeliharanya.

Caranya, peneliti memasukkan gen yang mampu memblokir flu burung agar tidak mereplikasi diri. Ayam yang dimodifikasi ini memang tetap bisa terinfeksi flu burung, akan tetapi sel mereka tidak memproduksi kopi virus flu. Sehingga, ayam yang ada di dekatnya tidak terserang.

Penemuan tersebut, yang dilaporkan dalam jurnal Science, disebutkan berhasil mengatasi masalah terbesar baik bagi para peternak unggas ataupun petugas kesehatan masyarakat yang khawatir bahwa ayam bisa menjadi sumber virus flu yang bisa menularkan pada manusia.

“Modifikasi genetik yang kami temukan ini merupakan langkah pertama yang signifikan untuk mengembangkan ayam yang sepenuhnya kebal terhadap flu burung,” kata Laurence Tiley, profesor dari Department of Veterinary Medicine University of Cambridge, seperti dikutip dari Medindia, 21 Januari 2011.

Selain itu, kata Tiley, penemuan ini juga akan membantu meningkatkan kesehatan unggas rumah tangga dan mencegah penyebaran epidemi flu burung di antara populasi manusia.

Meski menarik, masalah belum terpecahkan sepenuhnya. “Uji coba selama bertahun-tahun masih diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada bahaya tersembunyi dari modifikasi genetik seperti ini,” kata Tiley. “Selain itu, masih banyak tugas kehumasan untuk membujuk lembaga pemerintah dan konsumen agar menerima ayam yang telah dimodifikasi secara genetik ini,” ucapnya.

Saat ini, kata Tiley, ayam-ayam yang sudah mereka modifikasi ini hanyalah ditujukan untuk penelitian, bukan untuk dimakan oleh manusia.
• VIVAnew
Sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/200616-peneliti-bikin-ayam-tak-sebarkan-flu-burung

Biosekuriti untuk mencegah penyebaran Infectious Bronchitis

Praktek manajemen dasar seperti akses situs terbatas dikontrol, alas kaki terpisah dan peralatan untuk setiap situs / rumah, dan footbaths di pintu masuk ke situs / rumah semua meminimalkan resiko memperkenalkan virus Infectious Bronchitis (IBV).

Tindakan higienis ditujukan untuk meminimalkan tingkat virus yang menular. Sebuah pendekatan terstruktur diperlukan untuk mencegah infeksi:

* dry clean - pembuangan semua bahan organik dari situs tersebut (dalam kasus lantai tanah ini harus termasuk menghapus cm 4-5 atas tanah).
* basah bersih - membersihkan kandang ayam yang menggunakan air pada tekanan tinggi (35-55 bar) untuk memastikan penghapusan semua bahan organik. Disarankan untuk menambahkan deterjen keras untuk membantu proses pembersihan.
* Disinfeksi - aplikasi desinfektan yang sesuai untuk mengurangi infektifitas dari setiap partikel virus yang tersisa. IBV mudah dibunuh, tetapi permohonan desinfektan pada konsentrasi yang tepat dengan waktu kontak yang cocok sangat penting. Umumnya produk yang mengandung formalin, agen melepaskan klorin, atau senyawa surfaktan yang cocok.

Downtime antara kawanan ayam berturut-turut harus dimaksimalkan (minimal 10 hari direkomendasikan). Pengendalian IBV di situs multi-usia sangat menantang dan membutuhkan kontrol yang ketat dari gerakan personil dan peralatan antara rumah ayam.

Kajian Penambahan Ragi Tape pada Pakan terhadap Konsumsi, Pertambahan Bobot Badan, Rasio Konversi Pakan, dan Mortalitas Tikus (Rattus norvegicus)

Probiotik telah lama diketahui dapat meningkatkan produktivitas ternak, yaitu dengan meningkatkan keseimbangan mikroflora usus (Wiryawan, 1995; Muktiani, 2002; CFNP Tap Review, 2002). Penyerapan zat-zat makanan akan meningkat jika keseimbangan mikroflora usus telah dicapai. Banyak jenis mikroba yang dapat dikategorikan sebagai
probiotik karena pengaruhnya yang menguntungkan bagi inangnya, dijual dalam bentuk kultur murni mikroba atau komponen dari mikroba tertentu, dan dijual secara komersial.
Probiotik telah banyak dijual secara komersial terutama di negara-negara maju seiring dengan dilarangnya penggunaan antibiotik termasuk di Indonesia, namun
wilayah pendistribusiannya masih terbatas kota-kota besar, sementara mayoritas
peternakan di Indonesia adalah peternakan rakyat yang secara geografis sulit untuk diakses.
Adanya kesulitan untuk mendapatkan probiotik komersial, terutama oleh masyarakat
tani, maka dibutuhkan suatu sumber probiotik indigenous alternatif yang banyak tersebar di Indonesia. Pemilihan ragi tape dilakukan dengan pertimbangan: (1) di dalam ragi tape terdapat mikroba-mikroba baik kapang, khamir maupun bakteri yang mampu menghidrolisis pati, menciptakan keseimbangan mikroflora usus, meningkatkan kesehatan serta membantu penyerapan zat-zat makanan, dalam hal ini peran accharomyces cerevisiae sangat penting(Fardiaz, 1992; Dawson, 1993; Newman, 2001,
CFNP Tap Review, 2002); (2) ragi tape tersebar luas di pasar-pasar tradisional di berbagai daerah di Indonesia, sehingga tidak sulit untuk mendapatkannya; (3) ragi tape sudah biasa dikonsumsi oleh manusia sehingga aman bagi ternak.
Sebelum ragi tape sebagai probiotik dicobakan pada ternak, pada umumnya dicobakan terlebih dahulu pada hewan percobaan sehingga hasilnya dapat menjadi acuan enggunaannya. Hewan percobaan yang digunakan pada penelitian ini ialah tikus
laboratorium (Rattus norvegicus) yang biasa digunakan karena karakteristik biologisnya mirip dengan ternak monogastrik dan juga murah, mudah didapat dan siklus reproduksiyang singkat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengkajian terhadap penggunaan ragi
tape sebagai probiotik dalam ransum tikus terhadap konsumsi, pertambahan bobot badan,
konversi pakan, dan mortalitas tikus putih (Rattus norvegicus).


ABSTRACT
An experiment was conducted to examine the effect of different levels of tape yeast
addition into rations on Rattus norvegicus performance, such as feed consumption, body weight gain, feed conversion ratio and mortality. The experimental design used was a factorial completely randomized design 2 x 4, the first factor was sex (male and female rats), and the second factor was different levels of tape yeast added into rations (0% as R1,0.5% as R2, 1% as R3 and 1.5% as R4). The results showed that the interaction between sex and yeast addition had significant effect on feed consumption and body weight gain (P<0.05), but the effect was not significant on feed conversion ratio and mortality. Yeast addition in male-rat rations significantly reduced feed consumption, but did not affect body weight gain. In female rats, the addition of yeast in the rations increased body weight gain.
Increasing levels of tape yeast in the rations improved the body weight gain and feed
conversion ratio, especially for female rats (P<0.05). There was no single rat died during the experimental period. Rats fed ration containing 1.5% yeast showed better feed consumption, weight gain, and feed conversion ratio compared to rats given other rations.

Key words : rat, tape yeast, consumption, weight gain, feed conversion ratio, mortality

3 Mar 2011

Pengaruh Udara Tropis terhadap peternakan ayam

Udara bersih dan partikulat
Udara bersih adalah udara yang mengandung beberapa macam gas dengan komposisi yang normal, dan hanya sedikit sekali partikulat. Menurut Sastrawijaya, 2000. Udara bersih mengandung nitrogen (N2 78 %), oksigen, argon (O2, Ar 0.94%) karbondioksida (CO2 0.03%), helion (He 0.01%), neon (Ne 0,01%), kripton (Kr 0.01%) serta metana, karbonmonoksida (CO), amoniak (NH2), nitrat oksida (N2O) dan hidrogen sulfide (H2S) dalam jumlah yang sangat sedikit sekali. Sedangkan artikulat adalah partikel halus yang mencemari udara dan dapat berupa zat padat atau zat cair yang sangat halus seperti debu (0.1 -25 mikron), Fumes (zat padat hasil kondensasi gas) berukuran kurang dari 0.1 mikron smoke (kurang dari mikron), smog merupakan fog (kabut) campur asap disamping itu ada pula partikulat hidup seperti mikroba dan beberapa sapropyt sperti jamur, spora, bakteri tanah dan virus. Udara bukanlah tempat hidup alamiah mikroba, oleh karena itu penularan penyakit melalui udara bebas sulit terjadi disamping karena adanya efek pengeringan, ozon dan radiasi ultra violet, kecuali penyakit yang disebabkan oleh mikroba berspora dan virus.

Kenyamanan thermal
Dari 170 triliun kilo watt energi matahari yang jatuh ke bumi, 3% diserap ozon, 8% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi dan 45% diserap oleh tanah, isanya (44%) dipantulkan oleh awan , diserap gas dan debu. Sehingga partikulat disamping sebagai polutan juga membawa panas matahari (Sukandarrumidi,2006). Zat cair dan air dalam bentuk kabut atau uap air mempengaruhi tingkat kelembaban, yaitu perbandingan kandungan uap air pada suatu saat dengan kandungan uap air pada titik jenuh dalamsuhu saat itu. Air dalam bentuk kabut akan lebih mudah menangkap panas dari udara lingkungan sekitarnya, tetapi jika lingkungan lembab seperti umumnya daerah tropis lembab), udara tidak lagi haus akan uap air, sehingga penguapan tidak berlangsung dengan cepat. Kenyamanan Thermal adalah daerah dalam komposisi udara yang yaman, yang secara kasar di wilayah tropis lembab diwakili oleh batas –batas 240C< T < 260C ; 40%< RH <60% dan Kecepatan angin 0.6m/s < V < 1.5 m/s.

Udara tropis lembab vs peternakan ayam
Masalah Utama untuk membangun sebuah peternakan ayam di daerah tropis adalah kelembaban yang tinggi. Udara akan terasa lebih panas, karena ayam mengeluarkan panas dari aktivitas metabolisme yang harus dibuang melalui udara. Namun karena udara jenuh dengan uap air maka dengan cepat udara akan terasa lebih panas
dan ayam terlihat panting, paruh ayam akan terbuka lebar sebagai usaha untuk mengeluarkan panas lebih cepat, karena ayam tidak mempunyai kelenjar keringat. Ayam yang panting pasti tidak makan oleh karenanya feed intake tentu saja tidak tercapai, sehingga akan terjadi gangguan produktivitas.

Ventilasi
Untuk mengatasi panas dan partikulat polutan di dalam maupun diluar bangunan kandang dibutuhkan Ventilasi yang cukup. Ventilasi adalah proses penggantian udara ruangan oleh udara segar dari luar baik secara alami maupun dengan bantuan alat mekanis (kipas angin)

Udara di dalam kandang
Ada 3 macam udara di alamkandang, udara atas yang ringan, udara tengah yang mengenai tubuh ayam dan udara bawah yang berat, lembab dan kotor. Udara bawah ini sebagai tempat yang menyenangkan untuk serangga dan mikroba, sehingga ventilasi disamping untuk mengeluarkan panas , kelembaban dan partikulat di dalam kandang, juga terutama diarahkan untuk mengeluarkan udara bawah kandang ini dan mengganti dengan udara dari luar yang masih segar.

Menurut FG. Winarno (Kompas, 26 Agustus 2007), Peralatan dapur seperti cobek, talenan dapat menjadi tempat bakteri berkembang biak. Dalam setiap 1 cm persegi peralatan itu terdapat 750,000 bakteri, dalam kondisi dibiarkan kotor selama 2 jam terdapat 5 juta bakteri per cm persegi atau bertambah sebanyak 4,250,000 bakteri. Luar biasa dibandingkan dengan udara bawah kandang, tempat kotoran ayam menumpuk dan mikroba yang normal ada di atas tanah atau yang dilepaskan oleh tubuh ayam melalui faecesnya. Dari udara bawah inilah sebenarnya sumber pencemaran udara di dalam kandang, selain mikroba partikulat debu, gas ammoniak, gas methan adalah sumber ketidak nyamanan bagi ayam yang hidup di atasnya.

Penularan penyakit melalui udara bebas sulit terjadi, oleh karenanya bentuk vegetatif akan lekas musnah terutama di udara bebas, namun jumlahnya tergantung aktivitas dan keadaan lingkungan yang ada. Udara di atas tanah yang subur mengandung lebih banyak mikroba dari pada udara di atas tanah yang tandus/gundul,
udara di atas tanah yang gundul akan lebih banyak mikroba daripada udara di atas tanah yang ditumbuhi tanaman dan yang paling sedikit adalah udara di atas laut. Maka pemilihan lokasi kandang menjadi sangat penting. Kandang dilokasi yang banyak memiliki aliran angin umumnya mempunyai performance yang baik dari pada kandang yang sedikit atau bahkan mati angin. Kandang dengan sistem panggung akan lebih baik performancenya dibandingkan sistem postal. Pada kandang ayam
petelur dengan sistem baterei, alas kandang yang dibentuk seperti bak dengan pinggiran sekitar 15 atau 20 cm di atas tanah dan berfungsi sebagai penampung faeces akan menghalangi pertukaran udara bawah. Akan lebih baik jika ke dalam bak itu ditambahkan tanah dan zat- zat absorben seperti kapur, sekam atau
lainnya yang dibentuk seperti bukitsehingga permukaannya lebih tinggi dari permukaan tanah, sehingga masih tetap ada pergantian udara bawah, Di daerah Curug, Tangerang dengan memasang kipas angin dibawah kolong baterai dalam jumlah yang cukup, ternyata menghasilkan performance yang baik. Manajemen udara bawah
dan manajemen untuk mengelola feces di sebuah peternakan ayam petelur menjadi sangat penting , mengingat posisinya sebagai sumber pencemaran, maka di lokasi yang kurang mendapat angin atau angin tidak ada, sistem kandang closed house adalah pilihan yang tepat. Meskipun kandang dengan aliran angin yang cukup mampu
memberikan performance yang baik,namun tidak sepenuhnya kenyamanan thermal dapat di kontrol seperti halnya pada closed house.

Kandang closed house
Meskipun memerlukan teknolgi yang lebih tinggi dan SDM yang lebih terdidik, closed house lebih menjamin ayam tetap berada dalam kenyamanan thermal yang diinginkan, kecuali, faktor kelembaban yang masih sulit untuk dikontrol. Namun dengan pergantian udara yang terus menerus kekurangan ini dapat dikompensasi, yang penting kenyamanan fisiologis (yang di rasakan oleh ayam) sudah terjadi. Pergantian udara bawahpun terjadi dengan baik, sehingga benar sekali kalau Dr. A. Nidom mengatakan, bahwa closed house sebagai bagian dari biosekuriti.” (Poultry Indonesia Vol. II Agustus, 2007). Keuntungan lainnya closed house mengurangi dampak sosial yang ditimbulkan oleh bau (amoniak & methane) dan lalat.

Sedikit berbeda dengan kita mencari udara nyaman dan segar sehabis tekanan kerja atau aktivitas yang melelahkan selama sepekan, ayam membutuhkan kenyamanan, kesejukan dan kesegaran disaat bekerja untuk lebih banyak menghasilkan telur atau mengkonversi makanan menjadi daging, maka perlu mengarahkan manajement
peternakan dengan mengutamakan kenyamanan hidup ayam. Yang tidak berbeda di antara keduanya adalah, sama-sama membutuhkan udara yang bersih dan nyaman. (Subacho, Tech.Service & Development CPI-JKT)
BULETIN CP. SEPTEMBER 2007

PROSPEK PROBIOTIK PADA BROILER

BROILER dengan jangka hidup yang cukup pendek, memiliki koloni dalam ususnya yang sangat peka sehingga perlu
meningkatkan system pengaturan tubuhnya. Cara yang biasa dilakukan untuk melindungi ayam yang masih muda adalah dengan pemberian antibiotika atau dengan penggunaan AGPs (Antibiotik Growth Promotors) perlu diperhatikan.Namun, beberapa negara Eropa dan Amerika, telah melakukan pembatasan terhadap penggunaan antibiotika. Bahkan di tahun 2006 Uni Eropa melarang penggunaan AGPs. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi penggunaan antibiotika dan menghindari pengaruh negatif antibiotika pada manusia. Pemakaian antibiotik padaunggas dapat ikut menyelinap ke dalam produk ternak (daging dan telur), sehingga terakumulasi disana dan menjadi residu. Residu tersebut mempunyai efek yang kurang menguntungkan terhadap kesehatan konsumen, antara lain terjadi resistensi bakteri dan sensitifitas pada konsumen. Pemberian antibiotika juga bisa menganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan inangnya.
Sebagai salah satu alternatifnya adalah dengan pemberian probiotik, karena tidak mempunyai efek samping yang negatif jika diberikan dalam dosis yang tepat.

Di dalam saluran pencernaan,terdapat sekitar 100-400 jenis mikroba yang dikelompokkan pada mikroba yang menuntungkan dan yang merugikan (patogen). Di lingkungan yang normal,saluran usus pada anak ayam terkolonisasi dengan mikroorganisme. Umumnya sumber mikroflora usus adalah dari permukaan telur yang tidak steril sebagai hasil kontak induk dengan sangkarnya. Pada peternakan komersial, kolonisasi pada saluran usus ada hubungannya dengan kebersihan di hatchery dan kontak dengan lingkungan bebas.

Saat umur 21 hari, broiler dapat mengatur keseimbangan flora usus. Setelah umur 21 hari tantangan seperti stress, pergantian pakan dan pemberian obat-obatan seperti antibiotik dapat menganggu flora dalam saluran gastrointestinal
dan menyebabkan kerugian. Jika saluran usus terkolonisasi dengan mikroba merugikan maka akan berdampak patogen bagi tubuh.

Probiotik dalam Pakan

Menurut Fuller (1992), probiotik adalah makanan tambahan berupa mikroba hidup, baik bakteri, kapang/yeast yang dapat menguntungkan bagi inangnya dengan jalan memperbaiki keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Mikroba yang dikatakan sebagai probiotik
(McNaught and MacFie, 2000) jika :
1. Dapat diisolasi dari hewan inangnya dengan spesies yang sama.
2. Menunjukkan pengaruh yang menguntungkan bagi inangnya.
3. Tidak bersifat patogen.
4. Dapat transit dan bertahan hidup di saluran pencernaan inangnya.
5. Sejumlah mikroba harus mampu bertahan hidup pada periode yang lama selama penyimpanan.

Mekanisme kerja probiotik masih banyak dikontroversikan. Mekanisme berikut ini dapat menjadi bahan pertimbangan (Budiansyah A, 2004),antara lain :
1. Melekat dan berkolonisasi dalam saluran pencernaan.Jika mikroba dapat menempel kuat pada sel-sel usus maka ikroba dapat berkembangbiak dan mikroba patogen akan tereduksi dari sel-sel usus.
2. Berkompetisi terhadap makanan dan memproduksi zat antimikroba.Mikroba probiotik menghambat organisme patogen dengan berkompetisi.
3. Menstimulasi mukosa dan meningkatkan sistem kekebalan inang.

Penggunaan probiotik sebagai bahan aditif dapat memberikan keuntungan pada inangnya (terutama dalam saluran pencernaan), diantaranya :
1. Efek nutrisional Pemberian probiotik secara langsung memberikan efek menguntungkan, seperti diantaranya engurangan kemampuan mikroorganisme patogen dalam memproduksi toksin, menstimulasi produksi enzim indigenus yang dapat meningkatkan fungsi pencernaan unggas, dihasilkannya vitamin dan substansiantimikrobial sehingga meningatkan
status kesehatan inang.
2. Efek sanitari Dengan adanya probiotik dapat menstimulasi respon kekebalan. Mikroba probiotik dapat mengeluarkan toksin yang dapat menghambat perkembangan mikroba patogen dalam saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan kekebalan inangnya. Toksin dari mikroba probiotik merupakan antibiotik bagi mikroba patogen.
Probiotik pada unggas bisa diberikan dalam campuran pakan atau melalui air minum atau dalam bentuk probiotik yang
hanya mengandung 1 macam strain mikroba.
Pemberian probiotik dalam pakan dapat memelihara mikroflora usus inangnya. Salah satu faktor berfungsi atau tidaknya probiotik adalah stabilitas penyimpanannya dan processing pakannya. Perlakuan panas dan tekanan selama pelleting adalah hal yang dapat mengganggu kestabilan probiotik di dalamnya.
Solusi terbaik penggunaan probiotik sehingga tetap stabil adalah dengan menggunakan spora dari strain mikrobayang menguntungkan. Spora tersebut diselimuti oleh mantel alami, bukan dari kapsul. Pemilihan untuk mikroorganisme probiotik perlu dilakukan uji tes.
Pemberian probiotik dengan mikroba tunggal dalam bentuk spora akan lebih baik karena lebih menguntungkan dan kualitasnya lebih terjamin.
Probiotik strain Bacillus subtilis yang toleran terhadap panas telah diuji tes pada percobaan pakan broiler di beberapa negara. Hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang terus menerus terhadap konversi pakan dan
pertambahan berat badan. Keuntungan yang dihasilkan dari probiotik ini ada kaitannya dengan keseimbangan mikroflora di dalam saluran gastrointestinal, meningkatnya kesehatan usus dan memberikan kesehatan menyeluruh dan pada akhirnya akan memperbaiki performance.
Percobaan yang dilakukan di Brazil dan USA membuktikan bahwa performance broiler dapat ditingkatkan dengan menggunakan bakteri tunggal strain Bacillus subtilis sepanjang periode produksinya. Percobaan broiler dengan pemberian antibiotik, yaitu : kontrol (tanpa suplemen antibiotik atau probiotik), antibiotik (AGP) dan dengan
pemberian probiotik. Percobaan dilakukan pada ayam broiler komersial. Tujuan percobaan tersebut untuk menunjukkan
respon pertumbuhan dan konversi pakan pada broiler baik yang menggunakan probiotik atau suplementasi pakan AGP
dibandingkan dengan kontrol.
Percobaan tersebut menunjukkan bahwa pemberian bakteri strain B. Subtilis pada pakan dengan level 8x105 unit per
gram pakan sangat efektif meningkatkan berat badan dan perbaikan rasio konversi pakan dibanding dengan kontrol.
Percobaan menunjukkan bahwa produk probiotik tidak berbeda jauh dengan AGP untuk meningkatkan rasio konversi
pakan. Penelitian ini diusulkan bahwa spora dari probiotik strain baru untuk direkomendasikan digunakan pada
peternakan komersial saat periode growing. Strain probiotik tunggal atau dengan penambahan mikroba langsung
dalam pakan sangat potensial digunakan sebagai pengganti AGP dan lebih ekonomis untuk meningkatkan performance ayam
broiler. Roli Sofwah Hakim
(Sumber : Feed International, Nov – Des 2005 dan Makalah Falsafah Sains, Agus Budiansyah, 2004)
BULETIN CP. DESEMBER 2005

ND/Newcastle Disease

Newcastle Disease disebabkan oleh virus yang termasuk dalam famili Paramyxoviridae, genus Paramyxovirus. Paramyxovirus mempunyai genom virus ssRNA berpolaritas negative, panjangnya 15-16 kb dan mempuyai kapsid simetris heliks tidak bersegmen, berdiameter 13-18 nm. Genom virus Newcastle Disease membawa sandi untuk 6 protein virus yaitu protein L, Protein H (hemaglutinin), protein N (neuraminidase), protein F (fusi), protein NP (nukleokapsid), protein P (Fosfoprotein), dan protein M (matik).
Masa inkubasi penyakit ini bervariasi: antara 2-15 hari, tergantung dari virus yang menginfeksi, umur dan status kekebalan ayam, infeksi dengan mikroorganisme lain, kondisi lingkungan, dan jalur penularan. Kejadian infeksi oleh virus ND terutama terjadi secara inhalasi.
Ayam yang pernah terinfeksi Newcastle Disease dan tidak mengalami kematian akan memiliki kekebalan selama 6-12 bulan terhadap ND. Demikian juga dengan kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi.
Sifat spesifik virus Newcastle Disease antara lain mempunyai kemampuan untuk mengaglutinasi dan melisikan eritrosit ayam. Selain eritrosit ayam, virus Newcastle Disease juga mampu mengaglutinasi eritrosit mamalia dan unggas lain serta reptilia.
Virus Newcastle Disease bila dipanaskan pada suhu 56o C akan kehilangan kemampuan untik mengaglutinasi eritrosit ayam, karena protein hemaglutininnya rusak. Selain itu juga akan merusak infektivitas dan imunogenesitas virus.

GEJALA KLINIS
Penyakit Newcastle Disease beragam dalam hal keganasan klinis dan kemampuan menyebarnya. Pada sejumlah wabah khususnya pada ayam dewasa, gejala klinis mungkin minimum/ ringan. Gejala ringan ini tidak diikuti gangguan syaraf. Virus yang menyebabkan bentuk penyakit ini disebut lentogenik. Pada wabah lain, penyakit ini dapat mempunyai angka mortalitas sampai 25%, seringkali lebih tinggi pada unggas muda; virus yang demikian ini disebut mesogenik. Tipe mesogenik menimbulkan gangguan pernapasan antara lain sesak nafas, megap-megap, batuk dan bersin serta penurunan produksi telur dan penurunan daya tetas. Pada wabah lainnya lagi terdapat angka kematian yang sangant tinggi kadang-kadang mencapai 100% yang disebabkan oleh virus velogenik. Infeksi velogenik menyebabkan ayam kehilangan nafsu makan, diare kehijauan, lesu, sesak nafas, megap-megap ngorok dan bersin. Ayam juga bias mengalami kelumpuhan pada sebagian atau total. Kemampuan menyibak virus F merupakanan faktor utama yang mempengaruhi virulensi.
Gejala klinis Newcastle Disease dibedakan menjadi 5 patotipe
1.Bentuk Doyle merupakan bentuk per akut atau akut, menimbulkan akematian pada ayam segala umur dengan mortalitas 100%. Lesi menciri dengan adanya perdarahan pada saluran pencernaan. Bentuk ini disebabkan oleh virus strain velogenik. Penyakit ini terjadi secara tiba-tiba, ayam mati tanpa menunjukkan gejala klinis, ayam kelihatan lesu, respirasi meningkat, jaringan sekitar mata bengkak, diare dengan feses hijau atau putih dapat bercampur darah, tortikalis, tremor otot, paralisa kaki dan sayap.
2.Bentuk Beach atau velogenic neitropic Newcastle disease (VVND) bersifat akut, menimbulkan gejala pernafasan dan syaraf, dan menimbulkan kematian ayam segala umur dengan angka mortalitas 50 % pada ayam dewasa dan 90 % pada yam muda.
3.Bentuk Baudette, kurang ganas dibandingkan bentuk Beach menyebabkan kematian pada ayam muda, bentuk ini disebabkan oleh virus galur mesogenik. Pada ayam dewasa ditandai dengan penurunan produksi telur biasanya terjadi 1-3 minggu.
4.Bentuk Hitchner disebabkan oleh virus ND galur lentogenik, gejala klinisnya bersifat ringan atau tidak tampak jelas, tidak menimbulkan kematian pada ayam dewasa dan biasanya dipakai sebagai vaksin.
5.Bentuk enteric asimptomatik merupakan bentuk yang tidak menunjukkan gejala klinis dan gambaran patologis, tetapi ditandai dengan infeksi usus oleh virus-virus galur lentogenik yang tidak menyebabkan penyakit.
ND adalah penyakit yang tersifat kompleks oleh karena isolate strain virus berbeda dapat menimbulkan variasi yang besar dalam derivat keparahan dari penyakit, termasuk pada spesies unggas yang sama.

PATOGENESIS
Ayam yang terinfeksi mempunyai peranan penting dalam penyebaran penyakit dan sebagai sumber infeksi. Pada mulanya virus bereplikasi pada epitel mukosa dari saluran pernafasan bagian atas dan saluran pencernaan; segera setelah infeksi virus menyebar lewat aliran darah ke ginjal dan sumsum tulang yang menyebabkan viremia skunder, ini menyebabkan infeksi pada organ seperti paru-paru, usus, dan system syaraf pusat. Kesulitan bernafas dan sesak nafas timbul akibat penyumbatan pada paru-paru dan kerusakan pada pusat pernafasan di otak.
Produksi antibody berlangsung dengan cepat. Antibody penghambat hemaglutinasi dapat diamati dalam waktu 4-6 hari setelah infeksi dan menetap selama paling tidak 2 tahun. Titer antibody penghambat hemaglutinasi merupakan ukuran dari kekebalan. Antibody asal induk dapat melindungi anak ayam sampai 3-4 minggu setelah menetas. Antibody IgG yang terbatas dalam aliran darah tidak mampu mencegah infeksi pernafasan tetapi dapat mencegah viremia; antibody 0 IgA yang dihasilkan secara local berperan penting dalam melindungi saaluran oernafasan dan saluran pencernaan.
Perubahan pasca mati meliputi perdarahan ekimotok pada larings, trachea, esophagus, dan di sepanjang usus. Lesi histology yang paling menonjol adalah nekrosis terpusat pada mukosa usus dan jaringan limfe dan perubahan hyperemia di sebagian organ, termasuk otak.

Perubahan patologis
1.Perubahan makroskopis
Perubahan makroskopik biasanya erat hubungannya dengan galur dan tipe patologik dari virus ND, jenis unggas, faktor lingkungan, dan infeksi campuran dengan mikroorganisme lain. Perubahan makroskopik yang terlihat pada VVND tersifat oleh adanya nekrosis dan hemoragi pada saluran pencernaan meliputi proventrikulus, ventrikulus dan berbagai bagian usus. Tidak dijumpai perubahan pada sistem syaraf, kadang-kadang juga pada saluran nafas. Jika ditemukan perubahan pada saluran nafas maka akan terlihat hemorhagi dan kongesti berat pada trakea.. Penebalan kantong udara disertai timbunan eksudat kataral sampai mengeju pada permukaannya. Organ reproduksi mengalami hemoragi dan perubahan warna menjadi lebih pucat.
2.Perubahan mikroskopis
Perubahan histopatologik yang ditimbulkan oleh ND juga berhubungan dengan galur virus, rute infeksi, factor lingkungan, ataupun infeksi campuran dengan mikroorganisme lainnya. Perubahan mikroskopik pada pembuluh darah meliputi hiperemi, edema, hemorrhagi, trombosis, dan nekrosis pembuluh darah. Pada infeksi sub akut dijumpai hiperplasia sel-sel reticulohistiositik dan nekrosis multifokal pada hati. Nekrosis pada lympha. Degenerasi lymphocyt bursa fabricius. Nekrosis dan hemorragi pada usus. Kongesti dan infiltrasi sel radang pada trachea. Hemorragi dan edema pada bagian-bagian paru. Perivascular cuffing sel limposit dan nekrosis dari neuron pada otak.

DIAGNOSIS
Karena gejalanya tidak spesifik diagnosis harus dipastikan dengan isolasi virus dan serologi. Virus dapat diisolasi dari limpa, otak atau paru-paru melalui inokulasi alantois dari telur berembrio umur 10 hari, virus dibedakan dengan yang lainnya dengan menggunakan uji penghambatan-jerapan darah dan penghambatan hemaglutinasi. Penentuan virulensi sangat diperlukan untuk isolat lapangan. Sebagai tambahan atas indeks kerusakan syaraf dan rataan waktu kematian dari embrio ayam, juga dipakai pembentukan plak dalam keadaan ada atau tidak adanya tripsin pada sel ayam. Uji penghambatan-hemaglutinasi digunakan dalam diagnosis dan pemantauan penyakit Newcastle kronis di negara tempat bentuk penyakit ini merupakan endemis.

PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
Pemberian antibiotic/ antibakterihanya berfungsi untuk mengobati infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri. Sanitasi/ desinfeksi diperlukan untuk mencegah meluasnya infeksi pada kandang/ flok lainnya.
Penyakit ini tidak dapat diobati. Oleh karena itu ayam yang sudah terserang sebaiknya cepat dimusnahkan karena dapat menulari ayam yang lain. Pengendalian terbaik adalah dengan vaksinasi seperti vaksin strain F, K dan LaSota. Pola pemberian vaksin adalah 4-4-4, maksudnya vaksin diberikan pada ayam berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali.
Untuk pencegahan dapat dilakukan sanitasi kandang dan lingkungan (termasuk mencegah banyak tamu dan hewan liar masuk ke kandang). Peternakkan hendaknya dikelola dengan baik sehingga menciptakan suasana kandang yang nyaman bagi ayam, misalnya kepadatan kandang mesti diperhatikan sehingga populasinya tidak terlalu padat dan juga ventilasi harus cukup.

TANAMAN OBAT MENINGKATKAN EFISIENSI PAKAN DAN KESEHATAN

Ramuan tanaman obat pada umumnya dikonsumsi oleh manusia untuk tujuan menjaga kesehatan atau
sebagai pengobatan beberapa penyakit tertentu. Sejak krisis moneter yang terjadi di Indonesia sampai saat ini
harga obat-obatan buatan pabrik (impor) sangat mahal, sehingga tidak terjangkau oleh para petani ternak,
khususnya peternak dalam skala menengah ke bawah. Oleh karena itu peternak berupaya mencari alternatif
lain dengan memanfaatkan beberapa tanaman obat sebagai obat tradisional yang disebut jamu hewan yang
dapat diberikan dalam bentuk larutan melalui air minum dan atau dalam bentuk simplisia (tepung) yang
dicampur kedalam ransum sebagai “feed additive” maupun “feed supplement”. Tujuan makalah ini untuk
mensosialisasikan dan menginformasikan manfaat dan khasiat dari tanaman obat sebagai jamu dan atau “feed
additive” untuk ternak. Jamu hewan atau ramuan beberapa tanaman obat tersebut dapat dibuat sendiri oleh
petani ternak dan harganya lebih murah dibandingkan obat pabrik, tetapi khasiatnya cukup baik untuk
pencegahan maupun pengobatan pada ternak unggas, antara lain penyakit gangguan pernafasan (Snot dan
CRD), koksidiosis, kurang nafsu makan, diare, feses hijau. Pemberian jamu hewan maupun tanaman obat
obat sebagai “feed additive” sudah banyak dilakukan oleh peternak unggas (ayam lokal, ayam ras broiler,
layer, puyuh, itik serta unggas kesayangan) di wilayah DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Riau). Ternak ayam lokal (kampung) pedaging maupun petelur yang dipelihara pada
kelompok ternak di Jakarta Selatan, setiap hari diberi larutan jamu hewan melalui air minum ternyata
memberi respon positif terhadap pertumbuhan dan stamina ayam menjadi lebih baik (jarang sakit dan
mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih
oranye/skor diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang berkurang. Ternak ayam ras
broiler, petelur maupun unggas lokal (ayam dan itik) yang diberi ramuan tanaman obat sebagai “feed
additive” menunjukkan peningkatan terhadap efisiensi pakan dan kesehatan ternak
Kata kunci: Tanaman obat, jamu hewan, feed additive, kesehatan unggas

PENGGUNAAN RAMUAN HERBAL SEBAGAI FEED ADDITIVE

LAILY AGUSTINA
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Penelitin ramuan herbal pada broiler untuk mengetahui efek penggunaannya sebagai feed additive
terhadap performans dan menguji kemampuan daya hambat antibakteri yang dikandung dalam ramuan herbal
tersebut. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap 3 (tiga) dosis ramuan herbal P0 (0 ml per liter air
minum); P1 (2.5 ml per liter air minum) dan P2 (5 ml per liter air minum) dengan 5 (lima) ulangan dan setiap
unit perlakuan terdiri dari 5 (lima) ekor DOC. yang dipelihara sampai umur 35 hari. Parameter performans
yang diukur meliputi: konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, rasio efisiensi protein,
persentase karkas dan persentase lemak abdominal. Disamping itu dilakukan uji daya hambat antibakteri
terhadap 3 (tiga) jenis bakteri yaitu Staphylococus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa
serta analisis kolesterol yang terkandung dalam darah ayam. Berdasarkan hasil dan pembahasan, disimpulkan
bahwa ramuan herbal mengandung antibakteri, mampu menurunkan kadar kolesterol darah dan bobot badan
tertinggi diperoleh pada pemberian 2.5 ml ramuan herbal per liter air minum.
Kata kunci: Ramuan herbal, Additive, performans broiler

Vaksinasi

Hal penting yang pelru diperhatikan adalah:
• jenis vaksin yang digunakan (ND, IB, IBD, dll)
• teknik vaksinasi
• kualitas vaksin

pada waktu pelaksanaan vaksin, ada beberapa hal yang dpat sekaligus dilakukan ketika:

vaksin ND
• metoda dapat dilakukan spray, tetes mata, cekok
• teknik pelaksanaan
• lakukan juga culling

Vaksin IBD
• metoda yang dapat dilakukan cekok, air minum
• jika metode vaksinasi yang digunakan adalah melalui air minum, maka yang perlu diperhatikan adalah kualitas air, jumlah air yang dipergunakan (20-30liter/1000e ayam), vaksinasi dapat selesai dalam 1-2jam, tambahkan skim milk 2-4gram/liter air minum.
• Umur dilaksanakan vaksinasi menjadi satu titik poin penting untuk diperhatikan
• Lakukan pemilihan type vaksin yang akan diberikan

Jenis-jenis vaksin

1. live vaccine
NewCastle Diseases, Infectious Bronchitis, Fowl Pox, Avian Enchephalomyelitis, Marek’s Diseses, Reovirus, Infectious Bursal Diseases.

2. killed vaccine
NewCastle Diseases, Infectious Bronchitis, Reovirus, Infectious Bursal Diseases dll.

Metode aplikasi vaksinasi

1. vaksin aktif
suntikan (im/sc) : marek, reo
kedalam kulit/folikel : Pox
tetes mata/hidung :IB, ND, ILT
Tetes mulut : AE
Spray : IB, ND,
Air minum : IB, ND, AE, IBD

2. vaksin inaktif
Injeksi (sc/im)

Prinsip-prinsip dasar penyimpanan vaksin
1. vaksin aktif/hidup
vaksin harus disimpan disuhu antara 20C-80C dan terhindar dari sinar matahari
2. vaksin inaktif/mati
vaksin harus disimpan disuhu antara 20C-80C dan hindari suhu beku

vaksinasi
hal-hal yang harus diperhatikan:
1. status penyakit yang berbeda memerlukan program vaksinasi berbeda
2. suatu program vaksinasi bila sudah memberikan hasil yang memuaskan, sebaiknya tidak dirubah dengan alasan apapun juga

program vaksinasi

Umur (hari) Vaksin Aplikasi
4-7 ND Live Tetes mata
ND Killed Subkutan
12-16 IBD Air minum/cekok
19-23 ND Live Air minum/tetes mata

Prosedur pemberian vaksin melalui tetes mata atau tetes hidung atau tetes mulut/cekok
• peralatan pelarut dan botol penetes
• larutkan vaksin dalam pelarut yang dingin
• jaga agar vaksin tetap dingin selama vaksinasi (40C-80C)
• keluarkan dahulu gelembung udara dengan cara membalikkan botol penetes sehingga akan keluar beberapa tetesan
• bola mata harus terletak horizontal supaya tetesan vaksin tidak terlalu cepat mengalir
• pada tetes hidung, salah satu lubang hidung harus ditutup sehingga vaksin dapat terhirup
• setelah penetesan, biarkan tetesan menghilang ke dalam rongga mata atau hidung sebelum ayam dilepaskan

Prosedur pemberian vaksin melalui air minum
• peralatan dan air yang digunakan harus bebas dari antibiotic dan desinfektan 24jam sebelum vaksinasi
• puasakan ayam 1-2 jam sebelum vaksinnasi
• hitung kebutuhan air minum ayam hingga diperkirakan habis diminum dalam waktu 1-2jam
• kebutuhan air ayam broiler jumlah (ml) = 2 x jumlah ayam x umur ayam (umur dalam hari)
• sediakan air sejumlah kebutuhan ayam, dalam tempat yang bersih
• tambahkan susu skim 2-4 gram per liter air
• larutkan vaksin kedalam air yang sudah diberikan susu skim dan aduk dengan baik, jika cuaca panas bisa tambahkan es agar temperature air cukup rendah
• tuangkan campuran air vaksin ke dalam tempat minum
• setelah vaksin habis dikonsumsi, berikan air biasa

yang harus diperhatikan dalam pemberian vaksin melalui air minum adalah:
• setiap ayam harus mendapat air minum yang cukup dalam waktu singkat oleh karenanya tempat minum juga harus cukup
• setelah dilarutkan, vaksin harus diberikan secepatnya
• gunakan air yang bersih, jernih, dingin dan bebas dari residu obat dan desinfektan
• hindari vaksin terkena sinar matahari langsung, baik sebelum maupun sesudah dilarutkan kedalam air minum

penyebab kegagalan vaksinasi
• kesalahan aplikasi vaksin baik hal teknis maupun jadwal
• kekurangan jumlah antigen dalam vaksin
• immunosupresi akibat infeksi virus, mycotoxicosis dan stress
• kekebalan dari induk yang mengganggu/menghambat perbanyakan virus vaksin
• segala bentuk infeksi yang terjadi menjelang vaksinasi
• munculnya virus yang tidak terlindungi oleh vaksin

hal-hal yang harus diperhatikan, untuk mencegah kegagalan vaksinasi
• simpan vaksin ditempat dingin sesuai jenis vaksinnya
• perhatikan masa kadaluarsa, nomor seri dan tipe vaskin
• baca petunjuk dari pabrik pembuat vaksin
• jangan buka segel penutup sampai siap digunakan
• buat perencanaan sebelum vaksinasi
• pastikan benar-benar bahwa pelarut ataupun air yang digunakan bebas dari chlorine ataupun iodine
• jangan melakukan vaksinasi terhadap ayam sakit
• kontrol kondisi ayam post vaksinasi
• konsultasi dengan yang lebih ahli
• berdoa

2 Mar 2011

Light an lighting

Cahaya merupakan aspek penting dari lingkungan hewan. Spesies burung serta spesies mamalia merespon sinar energi dalam berbagai cara, termasuk pertumbuhan dan kinerja reproduksi. Nilai mengatur fotoperiodik unggas dan ternak untuk merangsang reproduksi telah diakui selama bertahun-tahun dan digunakan secara teratur oleh unggas komersial dan petani ternak. Untuk ayam ada tiga fungsi utama dari cahaya: 1. untuk memudahkan penglihatan, 2. untuk merangsang siklus internal karena perubahan hari-panjang, dan 3. untuk memulai melepaskan hormon. Memberikan cahaya untuk ayam telah menjadi sedikit lebih kompleks selama 15 tahun terakhir dari sekedar memutar masuk bohlam dan menjentikkan di suatu saklar. Sekarang ada berbagai program pencahayaan dan perangkat yang tersedia untuk produsen unggas, masing-masing dengan karakteristik sendiri dan penerapan untuk pemeliharaan ayam. Namun, sebelum kita sampai ke detail, saya telah menemukan bahwa kebanyakan orang sedikit bingung tentang apa yang terang dan apa aspek itu adalah penting untuk pemeliharaan unggas. Karena itu saya ingin menguraikan ini hanya sedikit.

APAKAH LIGHT?

Cahaya tampak hanya sebagian kecil dari total spektrum elektromagnetik, yang meliputi gelombang radio, gelombang mikro, x-ray dan sinar gamma. Lingkungan cahaya dapat diklasifikasikan dalam tiga cara: panjang gelombang, intensitas dan durasi. Masing-masing aspek akan dibahas relatif terhadap pemeliharaan unggas.

Panjang gelombang ATAU WARNA CAHAYA

Penelitian telah menunjukkan bahwa warna cahaya dapat memiliki efek yang berbeda banyak pada perilaku, pertumbuhan dan reproduksi pada unggas. Burung merasakan cahaya melalui mata mereka (fotoreseptor retina) dan melalui sel-sel fotosensitif di dalam otak (fotoreseptor ekstra-retina). Karena panjang gelombang cahaya (terhadap akhir merah spektrum) menembus kulit dan tengkorak lebih efisien dari panjang gelombang pendek, telah diamati bahwa pertumbuhan dan perilaku yang terkait dengan photoreception retina (dan panjang gelombang lebih pendek) sedangkan reproduksi telah dikaitkan dengan ekstra -fotoreseptor retina. Dari pengamatan ini telah dilaporkan bahwa cahaya biru memiliki efek menenangkan pada burung, bagaimanapun, merah telah digunakan untuk mengurangi kanibalisme dan memilih bulu. Ini juga telah menunjukkan bahwa cahaya biru-hijau merangsang pertumbuhan ayam sementara oranye-merah merangsang reproduksi. Burung memiliki berpigmen tetesan minyak pada sel-sel kerucut mereka yang sesuai dengan puncak sensitifitas 415 nm, ungu, 460 nm, biru, 510 nm, hijau, dan 560 nm, kuning untuk burung muda dengan puncak pada 580 nm, jeruk untuk orang dewasa. Baru-baru ini, telah ditunjukkan bahwa lensa burung adalah transparan kepada cahaya dalam rentang UVA (320-400 nm). Namun, mereka mungkin melihat kecerahan warna yang berbeda dari manusia. Fakta-fakta yang penting untuk diingat ketika memilih sumber cahaya untuk menerangi unggas.

Industri pencahayaan menggunakan empat metode untuk menggambarkan warna cahaya tetapi hanya satu yang benar-benar berlaku untuk memilih pencahayaan untuk unggas, Kromatisitas. Kromatisitas adalah ukuran dari kehangatan sumber cahaya's (cahaya hangat) atau dingin (cahaya dingin) dinyatakan dalam derajat Kelvin. Skala berlangsung dari tahun 2000 sampai 7000K. Kromatisitas nilai 4000K dan lebih tinggi dianggap keren (kebanyakan biru muda), orang di sekitar 3500K atau 3600K disebut "seimbang" atau "netral" dan orang-orang sekitar 3000K atau lebih rendah dianggap hangat (lebih lampu merah). Seorang sebutan suhu warna benar-benar akurat hanya untuk sebuah lampu pijar karena menghasilkan suatu spektrum kontinu. Fluorescent dan HID (intensitas tinggi debit; HP Natrium dan Metal Halide lampu) lampu yang dikatakan memiliki "berkorelasi" (jelas) temperatur warna dan dengan demikian selalu dijelaskan dengan menggunakan istilah korelasi suhu warna (CCT) (Knisley, 1990).

Kromatisitas adalah ukuran dari kehangatan sebuah sumber cahaya '(cahaya hangat) atau dingin (cahaya dingin) dinyatakan dalam derajat Kelvin. Skala berlangsung dari tahun 2000 sampai 7000K. nilai Kromatisitas dari 4000K dan lebih tinggi dianggap keren (banyak cahaya biru), orang di sekitar 3500K atau 3600K disebut "seimbang" atau "netral" dan orang-orang sekitar 3000K atau lebih rendah dianggap hangat (lebih lampu merah). Seorang sebutan suhu warna benar-benar akurat hanya untuk sebuah lampu pijar karena menghasilkan suatu spektrum kontinu. Fluorescent dan HID (intensitas tinggi discharge; tekanan tinggi (HP) Sodium, tekanan rendah natrium dan lampu Metal Halide) lampu yang dikatakan memiliki "berkorelasi" (jelas) temperatur warna dan dengan demikian selalu dijelaskan dengan menggunakan jangka suhu warna berkorelasi ( CCT).

APA JENIS LAMPU YANG TERSEDIA UNTUK PRODUSEN UNGGAS?

Pijar, Fluorescent, Metal Halida dan lampu Sodium Tekanan Tinggi-saat ini sedang digunakan dalam fasilitas produksi unggas untuk ayam petelur, peternak kambing domba dan burung daging tumbuh. Bola lampu pijar adalah standar saat ini dengan yang lain dibandingkan, relatif terhadap produksi unggas.

lampu pijar menghasilkan cahaya dengan melewatkan arus listrik melalui filamen tungsten, pemanasan untuk lampu pijar. Lampu ini memberikan energi cahaya pada spektrum terlihat keseluruhan, namun sebagian besar energi listrik diubah menjadi energi panas sebagai inframerah. Mereka memiliki efisiensi cahaya dari sekitar 8-24 lumen per watt dan kehidupan pengenal sekitar 750-2000 jam. Sebuah lampu pijar tungsten-halogen akan berlangsung sekitar 3000 jam dengan efisiensi sekitar 20 lumen per watt.

lampu neon menghasilkan cahaya oleh bagian dari sebuah arus listrik melalui uap tekanan rendah atau gas yang terkandung dalam tabung kaca. Radiasi ultraviolet yang dilepaskan oleh aliran busur merkuri-uap yang dihasilkan sepanjang tabung diserap oleh lapisan bahan fosfor bagian dalam tabung kaca, menyebabkan ia berpendar pada panjang gelombang yang dilihat sebagai cahaya tampak. Panjang gelombang yang dipancarkan bergantung pada fosfor yang digunakan dalam lapisan tabung. CF baru lampu semua menggunakan lapisan triphosphor khusus, sehingga cahaya yang dipancarkan pada panjang gelombang diskrit dari masing-masing warna primer, merah-oranye, hijau dan biru, memberikan penampilan cahaya putih seimbang. Ada beberapa gaya lampu CF, termasuk kembar, quad dan tabung spiral. Mereka datang dalam 5, 7, 9, 13, 16, 22, dan 28 watt ukuran dengan efisiensi 50-69 lumen per watt dan tahan pengenal lebih dari 10.000 jam. Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa beberapa mungkin bertahan lebih dari 20.000 jam di bawah kondisi rumah unggas. Namun, lampu akan berkurang keluaran cahaya mereka dengan sekitar 20 - 30% selama hidupnya, (Darre dan Rock, 1995) dan ini harus dipertimbangkan pada saat instalasi awal. Semua lampu neon membutuhkan sebuah ballast. Lampu CF telah digunakan dengan sukses dalam semua jenis operasi unggas, termasuk lapisan dikurung, (Darre, 1986) peternak kambing domba, ayam pedaging tumbuh (Andrews dan Zimmerman, 1990; Scheideler, 1990), tumbuh pullets dan kalkun. Penelitian oleh Widowski, et al., (1992) menunjukkan preferensi untuk lampu CF lebih dari lampu pijar oleh lapisan Leghorn.

Natrium Tekanan Tinggi (HPS) debit lampu busur listrik melalui uap natrium terkonsentrasi menghasilkan energi di seluruh spektrum terlihat, tetapi dengan intensitas tertinggi di oranye, kuning dan daerah merah. Ini dianggap lampu hangat pada suhu sekitar 2100K warna. Mereka dijalankan pada sekitar 51-132 lumens per watt dan datang dalam watt berkisar 35-1000. Mereka memiliki kehidupan diperingkat terpanjang semua lampu dibahas, sekitar 24.000 jam. Semua lampu HPS membutuhkan sebuah pemberat. Lampu ini memerlukan waktu sampai hangat untuk pencahayaan penuh antara 5 dan 15 menit, yang berarti bahwa setelah pemadaman listrik, pencahayaan cadangan mungkin diperlukan sampai pencahayaan penuh telah dicapai lagi. Lampu ini telah berhasil digunakan dalam fasilitas unggas, terutama di rumah-rumah peternak dan fasilitas kalkun, dengan atap memuncak sehingga distribusi cahaya lebih mudah dikontrol (Andrews dan Zimmerman, 1990).

Metal Halide (MH) lampu memiliki peringkat 32-1500 watt dan datang dalam tiga selesai bohlam berbeda luar, jelas, dilapisi fosfor dan menyebar. Lampu MH memancarkan cahaya di seluruh spektrum terlihat, tetapi dianggap sebagai cahaya dingin, memiliki banyak biru. Mereka memiliki efisiensi sekitar 80 sampai 100 lumen per watt dan dinilai sekitar 10.000 sampai 20.000 jam kehidupan. lampu MH memerlukan pemberat juga. Karena lampu harus dipasang dalam orientasi tertentu (vertikal atau horizontal) mereka tidak banyak digunakan di rumah ayam, tetapi telah digunakan di area gudang dan kamar penanganan telur, di mana langit-langit yang tinggi dan efisien, pencahayaan terang diperlukan. Lampu ini juga memiliki jangka waktu sampai hangat antara 5 dan 15 menit untuk mencapai pencahayaan penuh.

Jamu untuk Ayam Broiler

Bahan-bahan
1. Koneng (kunyit)
2. cikur (cingur)
3. laja (lengkuas)
4. jahe
5. seureuh (sirih)
6. daun pepaya
7. bawang putih
masing-masing bahan sebanyak 250 gr.
Setiap bahan di haluskan (dibelnder) blender sampai halus lalu semua bahan dicampurkan. Masukan kedalam jeriken 20ltr, tambahkan probiotik (EM4) 1 liter untk fermentasi, ditambah air 20 liter. Diamkan selama 10 hari, penutup jeriken tiap hr dbuka tutup untk membuang gas hasil fermentasi. Setelah fermentasi selama 10 hari jamu bsa dipakai, pisahkan antara air dengan ampasnya.
Dosis, 1ltr air jamu dtmbh gula merah 12,5gr dtmbh air 12,5 liter. Ampas bsa dikeringkan kmudian dcampur dgn pakan. Jamu bsa dpakai untk ayam mulai umur 1 smpai panen.
selamat mencoba!!

Tanggapan atas komentar mengenai ayam broiler menggunakan hormon

Pada artikel sebelumnya yaitu “Daging Ayam Pakai Hormon, Fakta atau Mitos?” ada komentar kutipan artikel dari Jawa Pos bahwa “Cowok Suka Paha atau Sayap Ayam Cenderung Feminim.“

Hal ini jelas ditantang oleh para pelaku usaha di bidang peternakan ayam. Salah satunya adalah artikel dari Majalah Poultry Indonesia yang menyatakan dalam judul artikelnya bahwa “Tidak Benar, Broiler Disuntik Hormon.” Artikel ini memang agak teknis untuk para pelaku peternakan karena memang ditulis oleh seorang ahli dan praktisi di bidang perunggasan. Tetapi saya yakin beberapa poin dapat dimengerti dengan baik oleh orang awam dan akan menambah wawasan serta pengetahuan banyak orang.

Beberapa hal yang ingin saya garis bawahi dari artikel ini adalah pernyataan bahwa:

1. Orang selalu bingung dan membandingkan ayam kampung dengan ayam broiler yang tingkat pertumbuhannya cepat. Jawabannya adalah hasil seleksi genetika dimana ayam tersebut secara genetik memang tumbuh besar dan cepat. Seperti contohnya saja ada anak yang cepat tinggi besar ada yang tidak terlalu cepat. Oleh para ahli genetika, ayam yang memiliki gen baik akan diambil sehingga dapat memiliki keturunan yang baik pula. Karena ayam kampung tidak memiliki jenis yang sudah diteliti secara genetika maka pertumbuhannya sama saja dari tahun ke tahun. Ayam broiler seperti pada tabel 2 dijabarkan bahwa perkembangan genetikanya tumbuh dengan pesat sehingga semakin lama semakin efisien. Jadi bukan hormon, tetapi ilmu genetika.
2. Dalam hal ekonomis, petani akan dirugikan bila menggunakan hormon karena naiknya biaya pemeliharaan. Di artikel ini ditulis “tak setetespun hormon pertumbuhan yang diperlukan peternak untuk menghasilkan ayam broiler berbobot 2 kg dalam waktu 35 hari. Selain hormon dilarang dipergunakan juga menambah ongkos produksi/tidak ekonomis(Rp 400 per ekor pada Des 89) dan menghabiskan waktu untuk menyuntik ayam satu persatu.”

Berikut ini adalah saduran dari artikel tersebut.

Tidak Benar, Broiler Disuntik Hormon

www.poultryindonesia.com. Masih ada saja salah persepsi tentang broiler. Ayam ras yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat sering dipersepsikan dibantu dengan hormon baik lewat suntik atau dicapur ke dalam pakan selama ayam dalam masa pemeliharaan.

Anggapan tersebut termuat dalam berita Jawa Pos, minggu 11 Januari 2009 mengenai Cowok Suka Paha atau Sayap Ayam Cenderung Feminim. Dokter Suyuti direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun menjelaskan pengaruh bagian tubuh ayam tsb.terhadap perilaku konsumen karena ayam tsb.disuntik hormon kewanitaan/insulin x.(apa yang dimaksud dengan hjormon kewanitaan/insulin x). Jika dikonsumsi, hormon tadi akan ikut masuk dan menumpuk di dalam tubuh manusia. Lama kelamaan, kelebihan hormon hewan kewanitaan di dalam tubuh itu mengakibatkan si cowok berubah karakter menjadi feminin, seperti wanita alias banci. Demikian penjelasan dr Suyuti kepada Radar Sampit (grup Jawa Pos).

Dua puluh tahun lampau issue ini pernah muncul dalam satu majalah ibukota, yang menyatakan: “Hati-hati terhadap leher ayam broiler”. Kemudian ada pejabat tinggi DepKes yang mengatakan bahwa keluarganya tidak makan daging broiler karena berpendapat bahwa besarnya ayam tersebut akibat disuntik hormon. Ada juga tulisan lain tentang kemungkinan adanya penggunaan hormon sebagai pemacu pertumbuhan, berita adanya kasus membesarnya buah dada anak perempuan usia 7 tahun dan juga pada anak laki-laki yang terjadi di Puerto Rico akibat mengkonsumsi daging broiler yang mengnadung hormon estrogen. Atas terbitnya berita tersebut, berbagai reaksi telah timbul dari berbagai pihak baik dari perorangan maupun organisasi yang menyanggah adanya penggunaan hormon di Indonesia.

Hormon sebagai pemacu pertumbuhan atau penggemukan yang mengandung hormon Diethylstilbestrol/DES dan hormon lain sejenis berdasarkan surat Edaran Direktur Kesehatan Hewan no.329/XII-4-10-1983 dilarang diedarkan dan dipergunakan.Hormon, menurut Sk DirJenbPet no.179/Kpts/DJP/Deptan/1980 termasuk dalam golongan obat keras. Adapun obat keras untuk hewan adalah obat hewan yang apbila pemakaiannya tidak sesuai dengan ketentuan, akan berbahaya bagi hewan dan atau manusia yang mengkonsumsi hasil hewan tersebut. Oleh karena tergolong sebagai obat keras maka obat hewan yang mengandung hormon yang boleh beredar di Indonesia hanyalah jenis yang digunakan untuk terapi atas dasar indikasi, misalnya obat-obat hormon untuk pengobatan penyakit reproduksi. Dengan demikian tidak diperbolehkan peredaran dan penggunaan hormon sebagai pemacu pertumbuhan atau penggemukan.

Hormon phobia di kalangan masyarakat kita tidak lain bermula dari keheranan masyarakat awam tentang pertumbuhan ayam ras yang luar biasa itu. Coba bayangkan, DOC (Day Old Chick/ ayam umur sehari) beratnya 40 gram, dalam waktu 1 minggu beratnya lebih dari 4 x semula (175 gram) dan siap dipotong pada umur 30 hari karena beratnya sudah mencapai 1.5 kg. Maka, wajar jika muncul pertanyaan:rekayasa macam apa yang telah diberikan dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan yang muncul dibenak masyarakat awam.

Tabel 1. Standar performan mingguan CP broiler

Umur(mg) Rata-rata BB(gram) konsumsi pakan (gram) FCR
———————————————————————————————–
DOC 40 – -
1 175 150 0.857
2 486 512 1.052
3 932 1167 1.252
4 1467 2105 1.435
5 2049 3283 1.602
6 2634 4604 1.748
7 3177 5995 1.887
8 3635 7380 2.030
————————————————————————————————-
Keterangan : FCR (Feed Conversion Ratio/ angka konversi pakan), yaitu : jumlah pakan yang digunakan untuk menghasilkan 1 kg daging.

Tabel diatas merupakan suatu referensi atau pedoman yang menggambarkan performans strain ayam pada kondisi optimum, tanpa pembatasan pada tiap tingkatan umur (Data tahun 2006).

Ilmu peternakan yang paling sederhana telah menggaris bawahi bahwa usaha beternak apa saja ada tiga faktor yang harus diperhatikan yaitu faktor genetik, lingkungan (pakan, kesehatan, manajemen) serta permintaan pasar. Rupanya faktor genetiklah yang menyebabkan pertumbuhan broiler tersebut begitu cepat. Lalu pertanyaan muncul mengapa genetik ayam ras lebih “super” dibanding ayam buras/ ayam kampung? Itulah hasil kemajuan ilmu genetika dan seleksi rumit yang dilakukan oleh genetisis.

Sudah lebih dari 50 tahun penelitian tentang ayam yang meliputi seleksi genetis,serta pencatatan asal usulnya, telah dilakukan oleh para genetisis mulai dari galur murni (pure line), garis kakek nenek (grand parent stock), garis orang tua (parent stock) sampai garis akhir (final stock). Dikatakan final stock karena bila ayam-ayam tersebut dikawin silangkan lagi maka keturunan berikutnya akan lebih jelek dari pada performa orang tuanya.Jadi ayam final stock adalah ayam terbaik yang dihasilkan dari proses kawin silang dan seleksi genetis generasi sebelumnya.

Tabel 2
Perkembangan broiler
tahun umur pada berat badan 1800 gr(hari) FCR
—————————————————————————————————

1950 84 3.25
1960 70 2.50
1970 59 2.20
1980 51 2.10
1990 43 1.95
2000 35 1.65
2010 28 1.50
—————————————————————————————————
Dari data tersebut di atas, terlihat perkembangan genetik dari broiler. Kalau pada tahun 1950 untuk mencapai berat badan 1800 gram dibutuhkan waktu 84 hari degan FCR 3.25 maka tahun 2000, waktu yang dibutuhkan 35 hari dengan FCR 1.65 dan tahun 2010 diperkirakan hanya dalam waktu 28 hari telah mencapai 1800 gram dgn FCR 1.5. Lalu apa yang terjadi di tahun 2020?

Untuk mendukung keunggulan genetis suatu ternak dan menjadikan penampilan ternak sesuai yang diharapkan, perlu kondisi lingkungan yang memadai. Lingkungan yang dimaksud adalah pakan yang bernilai nutrisi tinggi, kesehatan yang prima, kandang yang nyaman serta disiplin pemeliharaan. Maka, diharuskan memberikan apakan yang cukup sesuai dengan kebutuhan ayam dan dilakukan pencegahan penyakit (vaksinasi), dan lain sebagainya. Seperti yang telah dilakukan selama ini.

Itu artinya, tak setetespun hormon pertumbuhan yang diperlukan peternak untuk menghasilkan ayam broiler berbobot 2 kg dalam waktu 35 hari. Selain hormon dilarang dipergunakan juga menambah ongkos produksi/tidak ekonomis(Rp 400 per ekor pada Des 89) dan menghabiskan waktu untuk menyuntik ayam satu persatu.

Kita semua tahu bahwa protein hewani adalah salah satu unsur yang penting untuk membentuk kualitas berpikir maupun kesehatan manusia. Dibandingkan dengan negara lain kita sangat ketinggalan dalam konsumsi protein hewani pertahun/kapita yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Negara Daging ayam (kg) telur (butir)
—————————————————————————————————
Kamboja 2.0 16
Vietnam 3.5 41
Myanmar 4.0 -
Indonesia 4.5 67
Filipina 8.5 -
Thailand 14.0 93
Singapura 28.0 64
Malaysia 38.5 311
China – 304
—————————————————————————————————

Kita harus tingkatkan konsumsi protein hewani agar generasi mendatang tumbuh dengan baik dan tidak “stunted” (pendek). Perlu adanya kampanye gizi yang terus menerus secara nasional dalam rangka menyadarkan masyarakat tentang pentingnya protein hewani antara lain : daging, susu dan telur mulai dari pemimpin yang paling tinggi sampai ke desa-desa, agar timbul kesadaran secara nasional sehingga masyarakat dapat mengalokasikan belanja rumah tangga dengan cara yang benar.

Perkembangan teknologi sudah sedemikian maju, demikian juga komunikasi yang sudah begitu canggih. Manusia tidak dapat menguasai semua ilmu, masing-masing ada spesialisasinya. Karena itu tanyakan pada “ahlinya” kalau kita tidak menguasai ilmu tersebut. Sehinga isu 20 tahun lalu tidak terulang lagi 20 tahun yang akan datang.

1 Mar 2011

Suhu Pas, Ayam Giras, Peternak Puas

Kontrol suhu di awal brooding perlu dilakukan tiap 2 jam. Terlambat sedikit, akan cukup fatal bagi DOC pada proses selanjutnya

Pengaturan suhu sangat penting selama periode brooding, karena suhu tubuh DOC sangat labil. Sehingga kondisi lingkungan yang terlalu dingin atau terlalu panas akan sangat berpengaruh terhadap ketahanan tubuh DOC tersebut. Dalam mengelola periode brooding dari suatu peternakan perlu diketahui data-data tentang kondisi suhu di sekitar kandang. Perlu dipastikan temperatur tertinggi dan temperatur terendah dari lingkungan. Dengan data-data tersebut akan dapat diatur besaran suhu yang harus diberikan pada saat suhu lingkungan ada di titik terdingin maupun di saat titik yang terpanas. Di samping itu, dinamika panas ini akan berpengaruh pula pada pemakaian gas elpiji di kandang. Sehingga, dengan dilakukannya pengaturan akan dapat mengurangi pemakaian gas elpiji. Dengan kata lain, efisiensi. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemakaian alat bantu seperti termometer, hygrometer memang diperlukan. Tetapi tidak semata-mata tergantung pada alat tersebut, karena tubuh kita pun sejatinya dapat digunakan sebagai alat bantu. Apabila suhu lingkungan terlalu panas kita pun akan dapat merasakannya. Di Daerah Dingin Untuk daerah dengan suhu lingkungan 18� C � 23� C, pengaturan suhu hendaknya dapat diatur sesuai dengan standar yang diharapkan. Misalnya, pemakaian tirai-dalam agar suhu hangat tetap dapat dipertahankan. Dalam kasus ini, yang dipentingkan kualitas pemanas bukan kuantitas pemanas. Bila pemanas terlalu banyak (dalam hal ini jumlah gasolec) maka DOC tidak akan nyaman meski terasa hangat. Pasalnya, pertumbuhan bisa terhambat, apalagi bila jumlah tempat minum kurang memadai. Kontrol suhu pada saat awal brooding perlu dilakukan setiap 2 jam. Terlambat sedikit saja akan cukup fatal bagi DOC pada proses selanjutnya. Pada daerah dingin kontrol kelincahan dan kenyamanan lingkungan merupakan kunci keberhasilan. Karena akan berkorelasi pada feed intake, dan DOC pun tidak kedinginan. Jadi yang lebih penting dilakukan adalah kontrol dari penjaga kandang brooder. Harus jeli kapan kita menaikkan suhu, kapan kita menutup tirai dalam dan kapan kita harus buka tirai dalam. Pada prinsipnya, di daerah dingin sekalipun gasolec tidak harus terlalu banyak jumlahnya, yang penting kondisi nyaman. Pada daerah dingin, bila panas yang diberikan dalam jumlah berlebihan dan tak ada kontrol maka ayam akan dehidrasi akibatnya dapat diduga ayam lemas, intake rendah sehingga rawan pertumbuhannya terhadap gangguan-gangguan penyakit. Untuk Daerah Panas Demikian pula di daerah panas meski umur 1 hari, kalaupun suhu kandang terasa panas dan kering maka tirai dapat dibuka, terutama dari arah yang berlawanan asal angin. Bila tirai tidak dibuka akan mungkin terjadi dehidrasi yang berdampak pada gangguan pertumbuhan. Gangguan di atas akan terjadi pula pada daerah panas bila kontrol udara kurang baik yang berakibat ayam juga kedinginan dengan akibat yang kurang lebih sama. Kuncinya, hindari saat masa brooding ayam terkena angin secara langsung. Permainan suhu ini perlu juga dilakukan pada petelur saat grower dan layer agar kondisi dalam kandang nyaman. Secara keseluruhan, pentingnya kita melakukan permainan suhu baik pada saat starter, grower, dan layer. Serta pentingnya perawat/pelaku. Produktivitas ayam sangat dipengaruhi suhu lingkungan.

WASPADA TERHADAP ASAP HASIL PEMBAKARAN BATUBARA

PASCA kenaikan harga BBM membuat sebagian besar ibu-ibu rumah tangga rakyat kecil beralih menggunakan kompor briket batubara untuk memasak. Pilihan tersebut hanya didasari oleh keinginan menghemat pengeluaran. Karena harga 1 kg. briket batubara seharga Rp.1.000,- dapat menggantikan 1 liter minyak tanah yang harganya sekitar Rp.2.500,-.

Beberapa produsen kompor briket batubara mengaku bisa menjual 20 hingga 30 kompor per hari seharga Rp.60.000,- hingga Rp.65.000,- selang 3 minggu pasca kenaikan BBM. Pemerintah juga telah memutuskan untuk membantu rakyat miskin dengan membagikan 10 juta tungku briket batubara yang dibagikan secara gratis bagi penduduk miskin. Sepintas keputusan itu memang cukup baik, ditengah-tengah himpitan hidup, rakyat kecil mendapatkan angin segar.

Namun perlu diwaspadai bahwa penggunaan briket batubara untuk memasak tersebut me-nimbulkan masalah baru yang lebih serius.

Pada pertemuan dunia Sustainable Development (pembangunan berkelanjutan) di Bali tahun 2002, dikemukakan oleh Partnership for Clean Indoor Air (Kemitraan untuk udara bersih di dalam ruangan), bahwa penggunaan bahan bakar padat di dalam ruangan sangat bertentangan dengan inisiatif untuk kesehatan masyarakat. Salah satunya yang dibahas adalah risiko kesehatan yang bakal diterima jutaan penduduk negara berkembang jika briket batubara digunakan untuk memasak.
Saat ini diperkirakan lebih dari 1,6 juta orang telah meninggal setiap tahunnya akibat terkena infeksi pernapasan dan dampak pembakaran bahan bakar padat (Sumber WHO). Di antaranya yang paling banyak meninggal adalah perempuan termasuk ibu-ibu dan anak-anak.

Hasil penelitian yang dimuat American Journal of Epidemiology menyatakan bahwa memasak di dalam ruangan dengan bahan bakar padat, termasuk batubara, tanpa cerobong asap, akan meningkatkan risiko kanker paru secara signifikan. Lain halnya memasak dengan cara modern “menggunakan bahan bakar cair” akan menurunkan risiko tersebut.

Batubara dan perangkatnya yang dibakar untuk memasak dapat menghasilkan zat-zat racun seperti sulfur, merkuri, arsenik, selenium dan fluorida. Selama pembakaran, batubara juga menghasilkan polyevclie aromatic hydrocarbons yang dapat menyebabkan kanker tenggorokan dan kanker paru. Di samping itu zat-zat tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi pernapasan kronis seperti bronchitis dan emfisema.
Para peneliti dari US Geological Survey and the Institute of Geochemistry, Guizhou, juga memperkirakan paling sedikit 3.000 penduduk di Provinsi Guizhou di barat daya China telah keracunan arsen kronis yang disebabkan mengkonsumsi makanan yang dimasak di atas api batubara.

Disamping itu bahan perekat bubuk batubara dari tanah liat untuk membuat briket, dapat meningkatkan kandungan fluorida pada batubara tersebut. Hal ini telah menimbulkan 10 juta penduduk China menderita penumpukan fluoride pada gigi dan tulang yang menyebabkan perubahan bentuk tulang.

“Kekurangan” lain penggunaan briket batubara adalah ketidakpraktisan. Memasak dengan briket batubara masih juga menggunakan sedikit minyak tanah, karena briket yang berada dilapisan paling atas pada tungku batubara tersebut harus direndam dulu dengan minyak tanah selama 10 menit. Setelah briket terendam, baru kemudian dibakar. Proses pembakaran ini akan berlangsung sampai 20 menit, sampai briket batubara menjadi bara, baru kemudian setelah ini peralatan masak dapat dinaikkan ke atas tungku. Hal tersebut akan semakin merepotkan pengguna.

Meskipun harga briket batubara lebih murah daripada minyak tanah, tetapi 1 kg. briket batubara hanya mengandung 60% energi (5.500 kcal) daripada yang dikandung minyak tanah (8.900 kcal). Selain itu energi briket batubara hanya separoh dari 1 kg. gas elpiji (11.900 kcal).

Kebijaksanaan menggunakan bahan bakar pengganti minyak tanah tersebut seharusnya lebih dulu dilakukan kajian secara komprehensif dan melalui hasil penelitian (berbasis penelitian) yang melibatkan berbagai pihak terkait termasuk perguruan tinggi, tidak hanya sekadar keputusan ekonomi yang hanya disosialisasikan lewat siaran pers saja.

Bahan bakar biomassa merupakan energi yang terbarukan (kotoran hewan, sabut kelapa, dll.) justru lebih akrab dan merakyat di pedesaan ketimbang batubara, disamping lebih mudah bahan bakunya dan murah, bahan bakar ini juga tidak serumit batubara.
Berita terakhir, pemerintah menganjurkan agar ibu rumah tangga beralih dari minyak tanah ke gas karena persediaan gas nasional yang besar, sementara minyak bumi makin terbatas produksinya. Tujuan lain dari pemerintah agar industri beralih ke gas, juga mobil taksi secara bertahap memakai gas. Tujuan baru selalu menimbulkan pro dan kontra...Siap, maju?
Fr. Teddy Darmawan PT.Central Proteinaprima, Semarang.(Sumber : Suara Merdeka Mei 2006)

KAPAN WAKTU YANG TEPAT UNTUK PANEN?

Tujuan pemeliharaan ayam yang dilakukan oleh peternak ataupun industri peternakan (ayam) adalah hasil yang memuaskan (baik Index Performa ataupun nilai ekonomis /keuntungan). selama proses pemeliharaan, manajemen pemeliharaan dilakukan secara total dengan maksud supaya hasil bisa memuaskan. kapan sebaiknya ayam yang dipelihara tepat untuk dilakukan panen?

secara teknis produksi, ayam tepat untuk dilakukan panen yaitu ketika ayam tersebut sudah bisa mencapai standar yang diterapkan (bobot dan fcr). Waktu yang tepat untuk penjualan ayam broiler akan menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh peternak. Semakin besar badan broiler maka semakin banyak pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan 1 Kg daging.

Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengukur keberhasilan usaha Broiler adalah dengan menghitung konversi pakan, maksudnya adalah jumlah Kg pakan yang dihabiskan untuk mendapatkan 1 Kg daging. Semakin besar hasil baginya berarti konversi pakannya besar, maka efisiensi penggunaan pakan semakin kurang baik, dan begitu juga sebaliknya.

Pertumbuhan broiler secara optimal pada minggu 4-6minggu, karena ketika memasuki umur 7 - 8 minggu pertambahan berat badan broiler/minggu merosot dan tidak seimbang antara pertumbuhan (adg) dengan makin meningkatnya pakan yang dikonsumsi, yang mengakibatkan konversi pakan semakin bengkak, jadi lebih menguntungkan apabila broiler dijual lebih awal.

Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah kegemaran konsumen disuatu daerah, dimana pada daerah tertentu konsumen lebih suka ayam kecil dengan beratnya kurang dari 1 kg, sedangkan didaerah lain konsumen lebih suka ayam besar dengan berat 1,5 – 2 kg serta ada juga yang menyukai ayam dengan berat diatas 2 kg.

Peternak tentu mengharapkan hasil yang maksimal dengan konversi pakan yang baik. Sepatutnyalah para peternak broiler membuat perencanaan yang matang khususnya dalam menentukan waktu dan proses pelaksanaan panen, sehingga apa yang diharapkan dari broiler tersebut dapat tercapai. dengan kondisi tersebut, sebaiknya peternak melakukan penghitungan biaya titik impas (break event point) pada udaha peternakannya. selain itu juga, pada saat panen peternak harus sangat memperhatikan berbagai hal. yang perlu diperhatikan pada saat akan panen .

Vitamin K Untuk Unggas

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari pakan.

Asal kata Vitamin K berasal dari ”Koagulations” dalam bahasa Jerman, banyak dibutuhkan untuk proses pembekuan darah. Secara kimia vitamin K terdiri dari turunan 2 methyl-1,4-naphthoquinone. Vitamin K2 (menaquinone, menatetrenone) secara normal diproduksi oleh bakteri dalam saluran pencernaan, dan defisiensi gizi akibat diet yang sangat jarang kecuali saluran pencernaan mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak dapat menyerap molekul.

Kekurangan Vitamin K

Kekurangan vitamin K akan memperlambat pembekuan darah. Anak ayam yang dalam ransumnya kekurangan vitamin K, dapat menyebabkan kematian karena pendarahan akibat luka-luka yang disebabkan pecahnya urat darah. Hemorrhagi dapat timbul di bawah kulit, intramuskular atau intraperitoneal, yang luasnya bervariasi.

Gejala defisiensi atau kekurangan vitamin K sering timbul pada anak ayam sekitar dua sampai tiga minggu setelah anak ayam tersebut mulai makan ransum yang defisiensi akan vitamin K. Sulfaquinoksalin dalam ransum atau dalam air minum mempertinggi parahnya gejala tersebut. Hemorrhagi dapat terlihat pada dada, kaki, sayap, dalam rongga perut dan pada permukaan usus. Anak ayam menderita anemia sebagian disebabkan karena kehilangan darah akan tetapi juga karena sumsum tulang yang hipoplastik. Defisiensi ringan seringkali menyebabkan bercak-bercak hemorrhagis.
Ayam dewasa kelihatannya tidak dipengaruhi oleh defisiensi vitamin K akut. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa ayam dewasa dapat mensintesis vitamin tersebut. Ayam dewasa yang mendapat ransum berkadar vitamin K rendah, menghasilkan telur-telur yang rendah kadar vitamin K-nya. Bila telur-telur tersebut ditetaskan akan diperoleh anak ayam yang mempunyai persediaan vitamin K sangat rendah dalam tubuhnya. Sebagai konsekuensinya anak ayam tersebut dapat mati akibat pendarahan suatu luka pada waktu pemasangan nomor di sayapnya.

Meskipun waktu pembekuan darah merupakan ukuran defisiensi vitamin K yang baik, suatu ukuran yang lebih tepat telah diperoleh dengan menentukan waktu prothrombin. Waktu prothrombin pada anak ayam yang menderita defisiensi berat dapat diperpanjang dari normal 17-20 detik menjadi 5-6 menit atau lebih.
Vitamin K penting untuk pembentukan prothrombin oleh hati. Koagulasi darah terdiri dari dua tingkatan utama, yaitu: (1) prothrombin (dengan adanya thromboplastin, kalsium dan faktor-faktor lainnya) dirubah kedalam thrombin; dan (2) fibrinogen (dirangsang oleh trombin) dirubah kedalam gumpalan fibrin.
Karena prothrombin merupakan bagian penting dari mekanisme penggumpalan darah, maka defisiensi vitamin K menyebabkan waktu pembekuan darah diperpanjang sedemikian rupa sehingga anak ayam atau anak kalkun yang diserang dapat mati karena pendarahan akibat luka ringan. Untuk menjaga jangan sampai terjadi defisiensi vitamin K, pabrik-pabrik pakan ternak menambahkan senyawa vitamin K sintetik (menadion atau menadion natrium bisulfit) ke dalam ransumnya.

Vitamin K akan kehilangan aktivitasnya dengan adanya obat-obatan sulfa, yang merupakan antagenis terhadap vitamin K. Obat-obatan tersebut tidak mempunyai pengaruh bila vitamin K diberikan dalam bentuk menadion atau menadion natrium bisulfit. Vitamin K larut dalam lemak, stabil terhadap panas dan labil terhadap oksidasi alkali, asam kuat, cahaya dan penyinaran.

Sumber terkaya yang mengandung vitamin K (K1) adalah tumbuh-tumbuhan seperti alfalfa dan rumput hijau. Akan tetapi minyak kacang kedelai juga mengandung vitamin tersebut. Vitamin K2 (menaquinone) dihasilkan oleh flora bakteri pada hewan dan penting dalam menyediakan kebutuhan vitamin K pada manusia dan sebagian besar hewan mammalia lainnya. Akan tetapi, ayam yang tidak mempunyai cukup vitamin K dapat mensintesis dari mikroba usus.

Penambahan Vitamin K dalam Ransum Unggas

Ransum unggas yang tidak cukup mengandung vitamin K, biasanya ditambah dengan sumber-sumber khusus vitamin tersebut. Bahan pakan seperti kacang kedelai berkadar lemak tinggi, bungkil biji-bijian berminyak, serta tepung ikan yang telah membusuk kesemuanya menyediakan cukup vitamin K. Langkah yang dapat menimbulkan defisiensi vitamin K, di antaranya : (1) ekstraksi larutan bungkil kacang kedelai dan bungkil biji-bijian berminyak; (2) pengolahan tepung ikan telah disempurnakan dengan akibat kadar menaquinon yang rendah karena kekurangan pembusukan; dan (3) penggunaan obat-obatan yang menghalang-halangi vitamin K dalam ransum. Hal tersebut berpengaruh ganda yang membuat penambahan vitamin K yang ditambahkan harus cukup untuk menanggulangi kebutuhan akan vitamin, dan terhadap berbagai macam stres yang ditemukan dalam produksi unggas.

Kebutuhan vitamin K1 pada anak ayam didasarkan atas ransum praktis yang bebas dari zat-zat pembuat stres, seperti sulfaquinoksalin, yang dapat mempertinggi kebutuhan akan vitamin tersebut. Bila dalam ransum atau dalam air minum terdapat sulfaquinoksalin atau obat-obatan lainnya, maka biasanya ditambahkan menadion natrium bisulfit sebesar 2 sampai 3 gram per ton ransum.

PENGARUH STRAIN DAN MODEL KANDANG TERHADAP PERFORMA FISIOLOGIS DAN PRODUKSI BROILER

Peternak yang memelihara broiler dengan strain broiler
beragam. Broiler tersebut dipelihara pada model kandang terbuka, yaitu model
kandang postal dan model kandang panggung. Tinggi suhu lingkungan
merupakan salah satu kendala dalam usaha broiler. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui adakah interaksi antara strain dan model kandang yang digunakan
terhadap respon fisiologis dan produksi broiler; mengetahui pengaruh strain
terhadap respon fisiologis dan produksi broiler; mengetahui pengaruh model
kandang terhadap respon fisiologis dan produksi broiler.

Rancangan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap dengan poia faktorial yaitu faktor perlakuan strain
terdiri atas 2 macam strain (Lohmann dan Cobb ) dan faktor perlakuan model
kandang terdiri atas 2 macam model kandang (kandang panggung dan kandang
postal). Masing-masing kombinasi perlakuan diulang enam kali. Setiap satuan
percobaan menggunakan 10 ekor ayam. Data yang diperoleh dianalisis ragam
pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi
antara strain (Cobb dan Lohmann) dan model kandang yang digunakan (Postal
dan Panggung) terhadap respon fisiologis (suhu abdominal, suhu kulit shank,
frekunsi pemafasan) dan respon produksi (pertambahan berat tubuh, konsumsi
ransum, konversi ransum) broiler; Strain berpengaruh tidak nyata (P > 0,05) .
terhadap terhadap respon fisiologis namun berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap respon produksi broiler; Model kandang berpengaruh tidak nyata (P >
0,05) terhadap respon fisiologis, berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat
tubuh dan konversi ransum, namun tidak berpengaruh nyata (P > 0,05)terhadap
konsumsi ransum broiler umur 4 minggu.

Thermo-Hygro

Salah satu kunci sukses dalam menetaskan telur unggas (ayam, itik, enthok, puyuh, dll) adalah terletak pada keakuratan pengukuran suhu dan kelembaban. Thermo-hygro digital adalah perpaduan dua fungsi kerja yaitu thermometer dan hygrometer dalam satu alat. Thermo-hygro digital akan mampu menjawab kekauratan dalam mengukur suhu dan kelembaban.

thermo-hygro digital, thermometer, hygrometerThermo-Hygro Digital

* Thermometer digital, dilengkapi memory data minimum dan maximum dengan pembacaan skala °C atau °F
* Range pengukuran suhu indoor antara 0°C-50°C (32°F-120°F, outdoor antara -20°C-70°C (-4°F-158°F) dengan tingkat keakuratan 1.0°C (±1.8°F)
* Hygrometer digital dengan memory data min dan max
* Range pengukuran kelembaban antara 30-90% RH dengan tingkat keakuratan ± 5% RH untuk tingkat kelembaban antara 40-80% RH
* Dilengkapi jam (PM dan AM), kalender, dan alarm
* Power battery AAA 1.5 volt (bonus 1 pieces)
* Panjang kabel sensor ± 2,5 meter
* Harga Rp 350.000,-

Thermo-Hygro Analog

* Thermometer manual, pembacaan skala °C
* Hygrometer manual
* Tabel baca RH (%)
* Harga Rp 50.000,-

28 Feb 2011

Pengobatan Tradisional untuk Menyembuhkan Flu Burung

PAKAR Biomolekuler dari Surabaya Dr Drh CA Nidom MS menyatakan penyakit Flu Burung akibat virus avian influenza (AI) dapat dicegah dan disembuhkan dengan pengobatan tradisional melalui berbagai tanaman dan tumbuh-rumbuhan (herbal
medicine) seperti temulawak, kunyit,dan lidah buaya (Aloe vera).Upaya pencegahan dan penanggulangan virus flu burung
sebetulnya relatif mudah dilakukan dan tidak memerlukan penerapan teknologi yang tinggi,” kata dosen FKH Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Dia juga menjelaskan bahwa struktur virus AI sebenarnya dapat rusak hanya dengan sabun (deterjen). Virus AI sangat peka dengan seluruh jenis disinfektan, termasuk biodesinfektan sehingga tidak memerlukan terknologi tinggi untuk menghambat virus tersebut.
Pengobatan dengam herbal juga dapat menghancurkan virus tersebut. Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman untuk mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Temulawak dan kunyit ini sangat efektif karena kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin,” katanya. Hal sama juga terdapat pada tanaman lidah buaya. “Lidah buaya memiliki kandungan emodin dan scutellaria yang berfungsi sebagai antiviral. Bahan itu mampu menghancurkan enzim yang terdapat pada virus flu burung.
Namun, formulasi herbal medicine yang tepat sampai saat ini masih menunggu para peneliti dari Fakultas Farmasi untuk merumuskannya,sehingga dapat digunakan menanggulangi virus flu burung.Sedangkan infeksi flu burung pada manusia, beliau menilai hal itu bersumber dari sektor peternakan, karena itu penyelesaiannya harus bersifat terintegrasi dan terkoordinasi antar instansi. Departemen Pertanian sudah menetapkan sembilan langkah strategis guna menangani erebaknya virus itu, diantaranya biosekuriti yang ketat, depoluasi, vaksinasi,pengendalian lalu lintas, surveilians,
penelusuran, dan public awareness melalui restocking, stamping out di daerah yang baru tertular, serta monitoring dan evaluasi. Selain itu,Departemen Kesehatan juga sudah menetapkan langkah penanggunalan virus flu burung, antara lain mencegah infeksi baru pada hewan/unggas, melindungi kelompok beresiko tinggi dengan biosekuriti, strategi surveilans sebagaimana diterapkan Deptan dan strategi komunikasi, informasi serta edukasi.
Depkes juga mengeluarkan strategi menajemen kasus dan pengendalian infeksi di sarana kesehatan, peningkatan studi/
penelitian kesehatan, dan menyatakan bahwa flu burung merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB) dalam skala nasional ehingga setiap orang harus benar-benar waspada.

MAREK’S... PENANGGULANGANNYA

kerugian akibat Marek’s dapat berupa kematian atau gangguan performance ayam. Ayam yang terkontaminasi virus Marek’s, daya tahan tubuhnya akan tertekan/menurunnya respon kekebalan (imunosupresi) sehingga ayam peka terhadap infeksi mikroorganisme lain. Infeksi Marek’s ini ditularkan secara horisontal. Biasanya disebarkan lewat debu atau kotoran ayam yang tertular.
Penyakit Marek’s biasa menyerang :
• Ayam muda (umur kurang dari 2 minggu).
• Flok yang terserang tidak mempunyai zat kebal induk yang cukup.
• Strain ayam yang rentan terhadap Marek’s.

Langkah-langkah yang dibutuhkan

untuk menanggulanginya :
• Tingkatkan sanitasi dan biosekuriti.
• Sebaiknya pilih strain ayam lebih tahan terhadap penyakit Marek’s.
• Lakukan manajemen pemeliharaan yang baik.
• Lakukan kontrol yang baik terhadap kasus imunosupresi lainnya (seperti IBD).
• Berikan vaksinasi Marek’s sebelum ayam terkena virus Marek’s.
• Pemberian pakan dengan nutrisi yang bagus dan bebas parasit/menimbulkan penyakit.
• Jika suatu peternakan memiliki masalah penyakit Marek’s, salah satu solusinya adalah lakukan depopulasi,
sanitasi dan desinfektan seluruh bagian kandang dan peralatan dan biarkan kandang beberapa bulan (istirahat kandang). Vaksinasi virus Marek’s akan lebih baik dilakukan di hatchery.

Roli Sofwah H, TS & D, CPI Jakarta .The State of Queensland (Department of Primary Industries and Fisheries) 2005,

Menghitung Kebutuhan Air untuk Vaksin Melalui Air Minum

Beberapa kendala yang biasa didapatkan atau ditemukan dilapangan oleh beberapa
peternak yakni teknik atau cara menentukan kebutuhan air untuk vaksin melalui air
minum. Pertama-tama yang harus diketahui oleh seorang peternak adalah kebutuhan air
minum yang normal untuk broiler.

Tabel 1. Kebutuhan Air Minum Pada Broiler ( Temperatur 32,5°C ) Per 1000 Ekor

No Umur ( Minggu ) Kebutuhan Air Minum ( Liter )
1 1 27
2 2 100
3 3 172
4 4 271
5 5 334


Dari Tabel 1 diatas dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan kebutuhan jumlah
air minum untuk vaksin melalui air minum.
Jumlah Kebutuhan Air Untuk Vaksin =
8
A ( Liter)
Keterangan :
A = Jumlah Kebutuhan Air Minum ( Sesuaikan Dengan Umur Ayam,Lihat Tabel 1 ).
8 = konstanta
Contoh :
- Si Amir mempunyai ayam broiler 2000 ekor,yang berumur 13 hari. Pada hari ke – 14 Si Amir
sudah membuat program untuk vaksin gumboro ( Vaksin IBD ). Berapa liter air yang harus
dipakai oleh Si Amir jika ia mau melaksanakan vaksin gumboro melalui air minum?
- Jawab :
Dari Tabel 1 didapatkan bahwa kebutuhan air minum per 1000 ekor adalah 100 liter untuk
minggu kedua ( 14 Hari ), jadi total kebutuhan air minum adalah sebesar 200 liter.
Air minum yang dibutuhkan oleh Si Amir untuk vaksin gumboro di umur 14 hari adalah :
8
200
= 25 Liter.
Syahrir Akil, Manager TS & D, PT Charoen Pokphand Indonesia Jakarta
BULETIN CP. NOPEMBER 2005

JANGAN SEPELEKAN MINGGU KETIGA

BROILER modern merupakan hasil rekayasa genetika dengan tingkat pertumbuhan badan yang cepat. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar pertumbuhan broiler optimal, diantaranya adalah kondisi kandang dan lingkungan kandang yang
berpengaruh 70%.

Mengapa minggu ketiga
(umur 14-21 hari) ?
1. Minggu ketiga adalah masa dimana sistem kekebalan dari induk sudah minimal sementara “ active immunity “ baru dimulai. Sistem kekebalan tubuh yang rendah ini dapat mengakibatkan ayam mudah terserang penyakit
2. Pertambahan berat badan (gain) dan konsumsi pakan cukup tinggi
3. Minggu ketiga adalah masa dimana ayam sering mengalami stres akibat perlakuan vaksinasi, turun sekam dan erubahan dari pemakaian pemanas hingga tanpa pemanas

Tindakan :
1. Lakukan vaksinasi di pagi hari atau sore hari untuk mengurangi stres pada ayam
2. Berikan larutan gula 2 % selama 2 jam dan vitamin anti stres pada saat sebelum dan sesudah vaksinasi atau pada saat turun sekam.
Larutan ini berfungsi untuk membantu memperbaiki sistem kekebalan.
3. Jangan merubah dan membatasi pakan pada preiode ini karena dapat menambah stres.
4. Jaga agar kualitas udara selalu baik.
5. Tingkatkan biosecurity kandang.

Selamat beternak.

PROSPEK PROBIOTIK PADA BROILER

ROILER dengan jangka hidup yang cukup pendek, memiliki koloni dalam ususnya yang sangat peka sehingga perlu
meningkatkan system pengaturan tubuhnya. Cara yang biasa dilakukan untuk melindungi ayam yang masih muda adalah dengan pemberian antibiotika atau dengan penggunaan AGPs (Antibiotik Growth Promotors) perlu diperhatikan.Namun, beberapa negara Eropa dan Amerika, telah melakukan pembatasan terhadap penggunaan antibiotika. Bahkan di tahun 2006 Uni Eropa melarang penggunaan AGPs. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi penggunaan antibiotika dan menghindari pengaruh negatif antibiotika pada manusia. Pemakaian antibiotik padaunggas dapat ikut menyelinap ke dalam produk ternak (daging dan telur), sehingga terakumulasi disana dan menjadi residu. Residu tersebut mempunyai efek yang kurang menguntungkan terhadap kesehatan konsumen, antara lain terjadi resistensi bakteri dan sensitifitas pada konsumen. Pemberian antibiotika juga bisa menganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan inangnya.
Sebagai salah satu alternatifnya adalah dengan pemberian probiotik, karena tidak mempunyai efek samping yang negatif jika diberikan dalam dosis yang tepat.

Di dalam saluran pencernaan,terdapat sekitar 100-400 jenis mikroba yang dikelompokkan pada mikroba yang menuntungkan dan yang merugikan (patogen). Di lingkungan yang normal,saluran usus pada anak ayam terkolonisasi dengan mikroorganisme. Umumnya sumber mikroflora usus adalah dari permukaan telur yang tidak steril sebagai hasil kontak induk dengan sangkarnya. Pada peternakan komersial, kolonisasi pada saluran usus ada hubungannya dengan kebersihan di hatchery dan kontak dengan lingkungan bebas.

Saat umur 21 hari, broiler dapat mengatur keseimbangan flora usus. Setelah umur 21 hari tantangan seperti stress, pergantian pakan dan pemberian obat-obatan seperti antibiotik dapat menganggu flora dalam saluran gastrointestinal
dan menyebabkan kerugian. Jika saluran usus terkolonisasi dengan mikroba merugikan maka akan berdampak patogen bagi tubuh.

Probiotik dalam Pakan

Menurut Fuller (1992), probiotik adalah makanan tambahan berupa mikroba hidup, baik bakteri, kapang/yeast yang dapat menguntungkan bagi inangnya dengan jalan memperbaiki keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Mikroba yang dikatakan sebagai probiotik
(McNaught and MacFie, 2000) jika :
1. Dapat diisolasi dari hewan inangnya dengan spesies yang sama.
2. Menunjukkan pengaruh yang menguntungkan bagi inangnya.
3. Tidak bersifat patogen.
4. Dapat transit dan bertahan hidup di saluran pencernaan inangnya.
5. Sejumlah mikroba harus mampu bertahan hidup pada periode yang lama selama penyimpanan.

Mekanisme kerja probiotik masih banyak dikontroversikan. Mekanisme berikut ini dapat menjadi bahan pertimbangan (Budiansyah A, 2004),antara lain :
1. Melekat dan berkolonisasi dalam saluran pencernaan.Jika mikroba dapat menempel kuat pada sel-sel usus maka ikroba dapat berkembangbiak dan mikroba patogen akan tereduksi dari sel-sel usus.
2. Berkompetisi terhadap makanan dan memproduksi zat antimikroba.Mikroba probiotik menghambat organisme patogen dengan berkompetisi.
3. Menstimulasi mukosa dan meningkatkan sistem kekebalan inang.

Penggunaan probiotik sebagai bahan aditif dapat memberikan keuntungan pada inangnya (terutama dalam saluran pencernaan), diantaranya :
1. Efek nutrisional Pemberian probiotik secara langsung memberikan efek menguntungkan, seperti diantaranya engurangan kemampuan mikroorganisme patogen dalam memproduksi toksin, menstimulasi produksi enzim indigenus yang dapat meningkatkan fungsi pencernaan unggas, dihasilkannya vitamin dan substansiantimikrobial sehingga meningatkan
status kesehatan inang.
2. Efek sanitari Dengan adanya probiotik dapat menstimulasi respon kekebalan. Mikroba probiotik dapat mengeluarkan toksin yang dapat menghambat perkembangan mikroba patogen dalam saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan kekebalan inangnya. Toksin dari mikroba probiotik merupakan antibiotik bagi mikroba patogen.
Probiotik pada unggas bisa diberikan dalam campuran pakan atau melalui air minum atau dalam bentuk probiotik yang
hanya mengandung 1 macam strain mikroba.
Pemberian probiotik dalam pakan dapat memelihara mikroflora usus inangnya. Salah satu faktor berfungsi atau tidaknya probiotik adalah stabilitas penyimpanannya dan processing pakannya. Perlakuan panas dan tekanan selama pelleting adalah hal yang dapat mengganggu kestabilan probiotik di dalamnya.
Solusi terbaik penggunaan probiotik sehingga tetap stabil adalah dengan menggunakan spora dari strain mikrobayang menguntungkan. Spora tersebut diselimuti oleh mantel alami, bukan dari kapsul. Pemilihan untuk mikroorganisme probiotik perlu dilakukan uji tes.
Pemberian probiotik dengan mikroba tunggal dalam bentuk spora akan lebih baik karena lebih menguntungkan dan kualitasnya lebih terjamin.
Probiotik strain Bacillus subtilis yang toleran terhadap panas telah diuji tes pada percobaan pakan broiler di beberapa negara. Hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang terus menerus terhadap konversi pakan dan
pertambahan berat badan. Keuntungan yang dihasilkan dari probiotik ini ada kaitannya dengan keseimbangan mikroflora di dalam saluran gastrointestinal, meningkatnya kesehatan usus dan memberikan kesehatan menyeluruh dan pada akhirnya akan memperbaiki performance.
Percobaan yang dilakukan di Brazil dan USA membuktikan bahwa performance broiler dapat ditingkatkan dengan menggunakan bakteri tunggal strain Bacillus subtilis sepanjang periode produksinya. Percobaan broiler dengan pemberian antibiotik, yaitu : kontrol (tanpa suplemen antibiotik atau probiotik), antibiotik (AGP) dan dengan
pemberian probiotik. Percobaan dilakukan pada ayam broiler komersial. Tujuan percobaan tersebut untuk menunjukkan
respon pertumbuhan dan konversi pakan pada broiler baik yang menggunakan probiotik atau suplementasi pakan AGP
dibandingkan dengan kontrol.
Percobaan tersebut menunjukkan bahwa pemberian bakteri strain B. Subtilis pada pakan dengan level 8x105 unit per
gram pakan sangat efektif meningkatkan berat badan dan perbaikan rasio konversi pakan dibanding dengan kontrol.
Percobaan menunjukkan bahwa produk probiotik tidak berbeda jauh dengan AGP untuk meningkatkan rasio konversi
pakan. Penelitian ini diusulkan bahwa spora dari probiotik strain baru untuk direkomendasikan digunakan pada
peternakan komersial saat periode growing. Strain probiotik tunggal atau dengan penambahan mikroba langsung
dalam pakan sangat potensial digunakan sebagai pengganti AGP dan lebih ekonomis untuk meningkatkan performance ayam
broiler